Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Menjadi Serpihan

11 Januari 2021   07:35 Diperbarui: 11 Januari 2021   08:30 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Menjadi Serpihan
***
Serpihan berceceran tak berbentuk
Dari tubuh yang sebelumnya begitu elok
Tanpa ada yang menerka sebelumnya
Semua berlalu singkat bak kilat

Baru empat menit berlalu petaka melanda
Jika demikian apa yang berharga?
Jabatan bisa hilang dalam sekejap
Harta benda tak dapat dinikmati lagi

Tragedi jatuhnya si burung besi menjadi pengingat
Akan pentingnya mempersiapkan diri
Karena tidak tahu kapan ajal menjemput
Bekal apa yang harus dimiliki menghadap Sang Khalik?

Janganlah terpedaya dengan kemewahan dunia
Seolah kehidupan hanya berhenti di bumi
Terjebak mengikuti irama dunia
Semua di ukur dari apa yang kelihatan

Sejatinya perbuatan benar tidak akan menghilang
Belas kasih akan selalu mengikuti ke mana pergi
Iman menjadi harta tak ternilai
Kiranya nama kita di dicatat oleh Sang Pencipta
***
Sudut Ibu Kota, 11/01/2021 Pray for Sriwijaya
KB

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun