Kurang dari 3 pekan kita akan memasuki tahun baru 2021. Manakala keadaan ekonomi normal, peristiwa tahun baru menjadi harapan baru setelah melakukan pencapaian-pencapaian tahun sebelumnya.
Namun bagaimana dengan kondisi saat ini yang masih menghadapi persoalan kesehatan dan ekonomi, akibat pandemi Covid-19. Tahun 2020 yang akan ditinggalkan membawa kenangan kelabu, sejak Corona masuk Indonesia pada bulan Maret lalu.
Bahkan sampai memasuki bulan ke-10 belum ada tanda-tanda virus Covid-19 berakhir. Sementara banyak perusahaan yang nafasnya Senin-Kamis karena pendapatan menurun drastis yang berujung melakukan PHK.
Sebagai dampak kebijakan perusahaan tersebut banyak karyawan yang banting setir dari profesinya dan mencoba menekuni usaha rumahan demi mempertahankan hidup. Ada seorang dokter yang alih profesi menjadi penjual donat atau seorang pilot yang harus berjualan mi ayam.
Banyak karyawan yang kehilangan pekerjaan, mencari jalan keluar dengan memulai usaha baru, walaupun tantangan yang dihadapi tidak mudah.
Resolusi Tahun 2021
Tahun baru biasanya akan membuat resolusi, apa saja keinginan yang akan diraih dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan.
Lantas bagaimanakah sikap kita menghadapi tahun depan yang penuh misteri, ditengah-tengah wabah pandemi yang belum juga usai.
Saya teringat kisah perjuangan para tenaga pemasaran dalam suatu perusahaan. Kisah itu diawali oleh suatu perusahaan sepatu yang akan melakukan ekspansi di benua Afrika.
Bos perusahaan membagi dua tim A dan B, untuk melakukan survei mengenai peluang bisnis sepatu di Benua Hitam tersebut.Â
Singkat cerita setelah melakukan survei maka ke dua tim melaporkan kepada pimpinan.
Tim A melaporkan bahwa orang Afrika tidak ada yang pakai sepatu, maka tim ini menyimpulkan negara tersebut tidak prospek, apabila menjual sepatu maka tidak akan laku.