Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Punya 3 Anak Usia Batita, Kebayang Gak Repotnya?

3 November 2020   07:13 Diperbarui: 3 November 2020   09:38 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi saudara/ Foto: istock 

Terbayang tidak sih teman-teman punya 3 anak Batita (bawah tiga tahun)? Bukan mau curhat, tapi hanya berbagi kisah mungkin dapat menjadi inspirasi.

Kemajuan zaman saat ini sering saya menemui pasangan muda yang baru mempunyai anak kecil, dihadapkan pada persoalan pengasuhan anak. Mau memakai  Baby Sitter atau PRT (Pembantu Rumah Tangga) dari Yayasan, terkadang tidak bisa diandalkan.

Sementara itu apabila tidak menggunakan jasa tersebut orang tua akan kewalahan mengasuhnya. Suami dan Istri biasanya bekerja. Apalagi di kota besar seperti Jakarta harus berangkat pagi dan pulang sore atau malam hari.

Kalau rumahnya dekat orang tuanya maka anak-anaknya bisa dititipkan ke kakek dan neneknya. Bahkan ada nenek yang memutuskan pensiun dini demi mengurus cucu-cucunya.

Belum lagi kalau anak sakit, orang tua izin tidak bekerja untuk mengurus anak. Sehingga absensi karyawan merah karena sering izin tidak masuk atau terlambat masuk kerja karena mengurus anak.

Di sini terkadang dihadapkan pada pilihan sulit, apakah istri harus tidak bekerja dan mengurus anak di rumah? Sedangkan penghasilan suami belum mencukupi.

Karier yang sudah dibangun istri harus dilepaskan demi anak. Dan harus memutar otak untuk mencari penghasilan tambahan.

Itulah dilema keluarga muda, di tengah tuntutan ekonomi dan keberlangsungan keluarga. Dibutuhkan kedewasaan pasangan suami istri untuk menghadapinya.

Anak Pertama Kembar Fraternal

Saya mempunyai pengalaman pribadi bersama istri, mempunyai 3 anak Batita.  Istri saya melahirkan anak kembar, laki-laki dan perempuan atau kembar tidak identik (fraternal).

Kami berdua tentunya berbahagia lahir sekali langsung dapat 2 anak sekaligus. Apalagi sepasang laki-laki dan perempuan. Kami sepakat untuk mempunyai 2 anak saja dan istri saya siap untuk mengikuti KB (Keluarga Berencana).

Anak Ke-3 Menyusul

Namun manusia boleh merencanakan tetapi Tuhan yang menentukan. Program KB gagal dan istri saya hamil untuk kedua kalinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun