Penyakit jantung dan pembuluh darah atau dikenal sebagai kardiovaskuler merupakan penyebab kematian pertama di dunia. Dan hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan bagian dari penyakit tersebut.
Menurut data dari WHO (Word Health Organization) tahun 2015 mencatat sebanyak 1.1 Milyar orang di dunia mengidap penyakit hipertensi. Artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Diperkirakan ada 10,4 juta orang meregang nyawa akibat hipertensi.
Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2017, ditemukan dari total kematian 1.7 juta orang Indonesia, faktor risiko terbesar disebabkan hipertensi sejumlah 23.7%. selanjutnya Hiperglikemia 18,4%, Merokok 12,7% dan obesitas  7,7%.
Hipertensi berdasarkan kelompok umur adalah usia 31-44 tahun sebesar (31,6%), Â 45-54 tahun (45,3%), dan 55-64 tahun (55,2%). Hipertensi sering disebut sebagai silent killer karena penderita tidak mengalami keluhan. Dan penyakit baru diketahui setelah terjadi komplikasi.
Menunjuk data pada tahun 2018 penduduk umur 15 tahun ke atas ditemukan faktor risiko masyarakat yang kekurangan makan sayur dan buah adalah 95,5%, kurang aktivitas fisik 35,5%, merokok 29,3%, obesitas sentral 31% dan obesitas umum 21,8%.
Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit tekanan darah tinggi yang dapat menyebabkan komplikasi kesehatan dan meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan dapat memicu kematian.
Hasil tekanan darah dicatat dalam dua angka. Angka pertama disebut sistolik yaitu tekanan dalam pembuluh darah ketika jantung berdetak/berkontraksi. Angka kedua adalah diastolik yakni tekanan di dalam pembuluh darah saat jantung beristirahat di antara detak jantung.
Gejala Hipertensi
Gejala hipertensi meliputi sakit kepala, lemas, masalah dalam penglihatan, nyeri dada, sesak napas, aritmia, dan adanya darah dalam urine.
Pada umumnya tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg, sedangkan dikatakan tinggi ketika mencapai 130/90 mmHg.
Penyebab Hipertensi
Penyebab hipertensi ada dua yaitu penyebab hipertensi primer, dialami oleh orang dewasa, tekanan darah meningkat secara bertahap bertahun-tahun, sehingga sering tidak diketahui.
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder disebabkan karena kondisi kesehatan yang mendasarinya misalnya tumor, ginjal, tiroid dan cacat bawaan pembuluh darah. Cenderung muncul secara mendadak dan menyebabkan tekanan darah lebih tinggi dari hipertensi primer.
Pengalaman Pribadi
Saya dilahirkan dari kedua orang tua yang terkena hipertensi, sehingga kemungkinan besar akan menurun kepada saya. Dan benar setelah melewati usia 40 tahun tekanan darah mulai tinggi sekitar 130/90mmHg.
Sehingga saya harus mengkonsumsi obat penurun tekanan darah tinggi secara rutin. Saya minum obat setiap malam sebelum tidur. Apabila saya lupa minum obat maka tensi akan naik.
Lalu saya putuskan untuk olahraga secara bervariasi yaitu jalan kaki selama 45 menit, bermain tenis 60 menit dan bersepeda selama 60 menit. Setelah itu menunjukkan hasil yang signifikan saya tidak lagi minum obat setiap hari, tetapi dua sampai tiga hari sekali.
Saya mencoba olahraga jogging atau lari lambat sejauh tiga sampai lima kilometer, seminggu tiga sampai dengan enam kali. Hasilnya luar biasa tekanan darah normal dan tidak memerlukan obat lagi. Jadi sebenarnya aktivitas jogging sangat efektif untuk menekan tekanan darah tinggi. Karena menguatkan kerja jantung dan melancarkan pembuluh darah.
Untuk menekan tekanan darah tinggi efektif, selain melakukan olahraga teratur, berikut ini hal-hal yang perlu dilakukan:
- Bagi yang kelebihan berat badan atau obesitas harus dikurangi, karena akan memicu tekanan darah menjadi tinggi. Berat badan dapat diukur dengan menggunakan BMI (Body Mass Index) tidak lebih dari 24.9%.  Menghitung BMI dapat dilakukan secara online dengan aplikasi BMI Index yang tersedia di Google.
- Memperbanyak konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran dan mengurangi konsumsi daging.
- Mengurangi garam, membiasakan memasak dengan menggunakan sedikit garam.
- Sebisa mungkin hindari stres, pandai-pandailah mengelola pikiran agar tetap tenang.
- Berhentilah merokok, kurangi minum kopi dan tidak minum minuman keras.
- Tidur cukup tujuh sampai delapan jam sehari.
Sedangkan untuk mengurangi berat badan lakukan olah raga baik pagi atau sore dalam keadaan perut kosong, agar tubuh dapat membakar lemak yang ada dalam tubuh.  Olahraga yang sesuai adalah jenis aerobik misalnya badminton/tenis, jogging/jalan cepat, senam aerobik dan bersepeda.
Kurangi makan nasi dan perbanyak makan sayur dan buah. Hindarilah makanan mengandung minyak seperti gorengan. Usahakan makanan di kukus atau direbus, dan jangan terlalu banyak makan daging.
Akhirnya kembali kepada penderita apakah punya kemauan yang keras untuk menurunkan tekanan darah. Dibutuhkan komitmen dan disiplin dalam melakukan penanggulangan hipertensi.
Rujukan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H