Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (2021). Ketika Kita Harus Memilih (2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (2022). Merajut Keabadian (2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Dekapan Cakrawala

6 September 2020   05:20 Diperbarui: 18 Januari 2021   19:22 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh brenoanp dari Pexels 

Dekapan Cakrawala

Aku hidup bagai dalam kapal di samudera luas
Alam semesta menjadi sahabatku
Aku bertahan hidup dari apa yang ada

Riak kecil membuatku riang
Tetapi gelombang besar menyadarkan akan bahaya
Aku pernah terdampar di tempat terpencil

Hembusan angin membuat kapalku bergerak
Namun badai dapat menghempaskan harapan
Aku terkadang menjadi kecil tak berarti

Mentari condong membawa kehangatan
Namun ketika tegak membakar kulitku
Mujur malam menyambutku dalam dekapan cakrawala

Sungguh samudera seperti tak bertepi
Namun ada negeri nan jauh untuk berlabuh
Aku harus berjuang ke sana walau bahaya menghadang

Ada kalanya aku terdiam lesu
Namun hanya satu yang membuatku kuat
Samudera itu diciptakan Sang Khalik

Aku terus berlayar,
Sampai menemukan rumah yang hakiki,
Dan Engkau telah menunggu di sana


###
06/09/2020
KB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun