Mengatur keuangan keluarga adalah seni, orang bisa merencanakan rumusan 20% penghasilan di tabung, 30% untuk cicilan rumah atau mobil, 10% untuk dana pensiun dan 50% untuk kebutuhan sehari-hari seluruh anggota keluarga. Namun dalam praktiknya ketika berjalan-jalan di pusat perbelanjaan mata ini mudah tergoda manakala melihat diskon sampai 70% atau beli satu dapat tiga.
Dan dengan mudah kita memutuskan pembelian atas barang yang sebenarnya bukan menjadi kebutuhan, tetapi itu murni keinginan dari respons promosi yang sengaja dibuat untuk menarik minat konsumen.Â
Rumusan tersebut menjadi tidak berlaku dan yang terjadi adalah bagaimana perilaku kita atau tingkat psikologi yang menentukan dalam mengelola keuangan.
Berbicara lingkup yang besar yaitu suatu negara maka Indonesia sebagai salah satu negara konsumtif di dunia, jadi sebenarnya kita berada di lingkungan orang-orang yang doyan belanja baik di dalam maupun di luar negeri.Â
Kalau kita berbelanja di Singapore kita tidak sulit bertemu orang Indonesia yang sedang shopping di mal, apalagi di dalam negeri tempat-tempat wisata di  Bali, Jogja atau-pun Bandung selalu diserbu oleh orang-orang yang gelap mata berbelanja tanpa melihat harga.
Perilaku orang tua dalam berbelanja saat ini sebenarnya ditentukan oleh ajaran pada waktu anak hingga dewasa, dengan kata lain orang tua mempunyai andil yang cukup besar dalam bersikap mengenai uang. Orang tua yang hemat, biasanya anak akan menirunya dan menerapkannya ketika sudah berkeluarga.
Orang tua yang biasa hidup mewah dan senang memakai barang branded, maka kemungkinan besar anaknya akan meneruskannya. Juga orang tua yang pelit, maka anaknya juga akan berperilaku seperti itu.Â
Bagaimana kalau orang tua suka shopping? Membiasakan anak-anaknya diajak ke mal dan berbelanja apa saya yang disukai, sudah bisa di tebak bagaimana anak ini ketika sudah dewasa, tentu hal ini bukan sesuatu yang mutlak dan pasti.
Yang penting kita harus sadar bahwa mengelola keuangan itu tidak mudah, perusahaan besar saja kalau tidak dikelola dengan baik bisa bangkrut, bahkan negara kaya sekalipun bisa jatuh miskin.
Lalu tips apa yang diperlukan dalam mengelola keuangan keluarga, berikut adalah 10 Cara Bijak Mengelola Keuangan Keluarga:
1. Mengubah Mindset