Untuk itu ada baiknya kita mencari solusi dan hidup secara bijaksana mengelola fulus agar hidup kita mulus.
Berikut ini ada beberapa hal yang harus kita perhatikan saat krisis bagi keluarga yang tidak mempunyai cadangan uang dan berkurangnya pendapatan:
1. Lakukan restrukturisasi pembayaran cicilan di bank, biasanya bank akan menawarkan dua solusi yang pertama adalah membayar bunganya saja sedangkan cicilan pokok tidak dibayarkan. Lalu yang kedua adalah cuti cicilan selama enam bulan, Anda dapat menyetor cicilan kembali pada bulan ke enam.
2. Ambil keputusan secepatnya untuk berusaha apa saja yang bisa dilakukan selama itu halal dan jangan malu atas usaha yang dilakukan demi menyelamatkan ekonomi keluarga.Â
Sekarang begitu terbuka bisnis secara daring, Anda dapat lakukan tanpa modal sebagai reseller, hanya bermodalkan gawai. Beternak ikan dalam ember atau drum dan hidroponik dapat dilakukan tanpa membutuhkan lahan yang luas.Â
Bagi yang berbakat membuat kue atau masakan juga dapat di kembangkan dengan memasarkan secara daring, Anda bisa melakukannya di rumah.
3. Dalam kondisi seperti ini kedewasaan suami-istri diuji kesetiaannya dan jangan saling menyalahkan satu dengan yang lain. Sedapat mungkin suami dan istri harus mempunyai kesibukan apa pun bentuknya, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.Â
Apabila suami istri dan seluruh anggota keluarga bahu membahu, maka niscaya masalah akan teratasi dengan baik.
4. Anak-anak harus diberikan pengertian dalam kondisi krisis seperti ini untuk tidak menuntut dibelikan barang yang tidak perlu, misalnya ganti gawai, beli sepeda motor, belanja pakaian dan sebagainya.
5. Hemat pengeluaran yang tidak penting, misalnya membeli barang elektronik dan pakaian sebaiknya ditunda dulu dan pastikan kebutuhan pokok sehari-hari dan sekolah anak-anak menjadi prioritas utama.Â
Jangan terlalu memaksakan di sekolah swasta dengan biaya mahal, carilah sekolah negeri dan terjangkau tanpa mengabaikan kualitas sekolah.