Taklukkan Dunia
***
Kurun berguru dibalik dinding, papan putih menjadi saksi sejarah
Menyingkap telinga, mulut, mata dan nalar adalah belahan pergulatan
Mengeja aksara demi aksara, merangkai  angka dengan angka dan bercakap-cakap
Andai semua telah purna, tak diam sampai disitu, tantangan berkarya telah menyambut
Melayangkan kertas bertuliskan tinta, tak terbilang jumlahnya
Begitu berjaya perkara-pun tampak, karena perolehan tak sepadan
Andai-pun berlebih, jadi lupa diri
Tidak benar menerjemahkan kehidupan, abai akan kekekalan
Tergelincir dalam persahabatan biadab, pesta pora dan kemewahan
Berpijak tanpa kepercayaan diri, mengakhiri kesendirian menjadi pilihan
Tidak sedikit terhenti di jalan karena idealisme
Buah cinta menjadi korban yang kelak menjadi insan rapuh
Waktu terus bergulir, keadaan memaksa bersikap
Sementara pondasi tak siap diterjang badai
Entah butuh berapa generasi untuk mengakhiri nasib buruk
Hidup bersahaja dan penuh ucapan syukur menjadi penting
Menambah wawasan dan hikmat dari-Nya membuat kokoh
Hati yang lembut mampu menaklukkan keras-nya dunia
***
Depok, 29 Juni 2020 - KB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H