Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (2021). Ketika Kita Harus Memilih (2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (2022). Merajut Keabadian (2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Air Itu Menetes di Kalbuku

9 Juni 2020   08:03 Diperbarui: 16 Januari 2021   11:41 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air Itu Menetes di Kalbuku

 

Tanah hati itu mengering lama, air tak pernah mau menghampiri

Kesepian tanpa kepastian dan asa itu jauh tersapu bayu

Aku berjalan dalam lorong waktu yang tak berujung

Kenangan masih ada, ketika ada air menetes pelan

Tetapi aku menghiraukan dan merasa air itu belum cukup menetes

Waktu berlalu dan kita berpisah, ketika mentari menyengat lubuk hatiku

Nuraniku kering dan belum ada harap karena aku tak siap

Lalu aku serius menata hati, menyambut air sejuk menetes jiwa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun