Peristiwa ini terjadi beberapa tahun yang lalu, ada seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil) dalam suatu pemerintahan di Jakarta, terlibat perkelahian dengan seorang sopir taksi.
Menurut keterangan dari pihak kepolisian yang menangani peristiwa itu, bahwa pengendara mobil pribadi yang dikendarai seorang PNS telah di serempet mobil taksi.
Karena merasa di serempet dan posisi benar PNS ini tidak terima dan terjadilah perang mulut antar keduanya, dan berlanjut ke baku hantam.
Akhirnya sopir taksi meninggal dalam perkelahian hidup-mati itu, sedangkan sang PNS harus mempertanggung jawab-kan perbuatannya karena telah menghabisi nyawa orang.
Anda pasti tahu akibat dari perilaku PNS ini, selain mendekam di penjara, dia juga dipecat sebagai PNS, dia telah menyengsarakan dirinya sendiri, istri dan anak-anaknya, serta mencemarkan nama korps PNS dan keluarga besarnya. Kira-kira PNS yang konyol ini apakah mempunyai sikap toleran?
"Tugas maha besar generasi kita adalah mewariskan toleransi bukan kekerasan". Ridwan KamilÂ
Pengertian Toleransi
Kita tidak asing mendengar kata toleransi, yang sudah diajarkan di bangku sekolah. Kata toleransi biasanya digunakan dalam hal kehidupan beragama, pemeluk agama satu harus bertoleransi kepada agama yang lain, si A harus mengakui hak asasi orang lain, dan sebagainya.
Tetapi saya akan membahas toleransi dari sisi yang berbeda yaitu toleransi yang dipergunakan untuk mengukur tingkat kedewasaan orang dalam bertindak.Â
Seperti pada kisah di atas PNS yang di penjara, karena mempunyai toleransi yang sangat rendah, sumbunya pendek dan mudah ter sulut emosi, sehingga dia marah dan lepas kendali.