Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (2021). Ketika Kita Harus Memilih (2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (2022). Merajut Keabadian (2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Paskah 2020 : Jangan Sepelekan Kerja Kuasa Allah

12 April 2020   13:36 Diperbarui: 12 April 2020   18:17 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Paskah tiba salah satu yang bergembira adalah anak-anak Sekolah Minggu (Sunday School), karena sudah menjadi tradisi gereja mengadakan perayaan Paskah dengan membagi-bagi telur. Bentuknya bisa bermacam-macam dari mencari telur Paskah di luar ruangan (outdoor) yang disembunyikan oleh Guru-Gurunya dan bagi yang mendapatkan telur terbanyak akan mendapat hadiah.

Bisa juga berupa lomba menghias telur Paskah, disini kreatifitas anak-anak Sekolah Minggu diuji, biasanya dibagi beberapa tingkatan dari anak-anak masih kecil sampai kelas 9, sedangkan Guru-Gurunya biasanya para pemuda kelas 1 SMU, kuliah atau pemuda yang sudah bekerja.

Sedangkan jemaat umum merayakan Paskah di gereja, walaupun ada juga gereja yang merayakan Paskah secara outdoor yaitu mengadakan Kebaktian Padang. Paskah (Kebangkitan Yesus) adalah salah satu dari tiga hari besar Kristiani selain Natal (Kelahiran Yesus) dan Pentakosta (Kenaikan Yesus).

Kebanyakan gereja merayakan Natal dengan meriah bahkan sampai ada yang menyewa gedung yang mewah atau stadion. Tetapi tidak untuk perayaan Paskah dan Pentakosta, Paskah dirayakan secara sederhana dengan kebaktian dan bagi-bagi telur.

Perayaan Pentakosta dilakukan dengan ibadah doa pencurahan Roh Kudus selama 10 hari atau ibadah keluarga selama satu pekan dan ditutup dengan perjamuan kasih, masing-masing jemaat membawa makanan ke gereja, dikumpulkan dimakan bersama dan dibagi-bagikan ke warga sekitar gereja.

Masing-masing gereja mempunya tradisi dalam merayakan 3 hari besar dengan cara yang berbeda-beda.

Lalu bagaimana perayaan Paskah 2020 saat ini ketika kita sedang prihatin adanya wabah pandemi Corona atau Covid-19, beberapa daerah sudah menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), pengembangan dari peraturan sebelumnya untuk bekerja dirumah (work from home), belajar dirumah dengan sistem jarak jauh (e-learning) dan berbadah dirumah.

Sudah tiga atau empat Minggu ini jemaat Kristiana mengadakan ibadah jarak jauh atau Live Streaming melalui YouTube Channels, team multi media menyiapkan sarana & prasarana, juga pemain musik, pemimpin pujian (worship leader) & singers dan pembicara (hamba Tuhan). Jemaat mengikuti ibadah baik melalui Smart TV, Laptop atau Smartphone, tentunya dengan jaringan internet yang mencukupi.

Yang jelas jemaat Tuhan jangan sampai kehilangan makna dari perayaan yang diadakan secara mandiri di rumah, karena kondisi yang belum memungkinkan. Kalau kita mau memahami dan  merenungkan maka ada beberapa makna Paskah selama musibah yang tidak boleh hilang dalam merayakan Paskah di rumah :

  • Pada jaman Yahudi, Paskah ditandai dengan mengoleskan darah anak domba pada jenang pintu, supaya keluarga diluputkan dari kematian, pada waktu itu ada kuasa bagi mereka yang menuruti perintah Allah. Paskah sekarang ini kuasanya jauh lebih besar karena dapat membangkitkan Yesus dari maut, umat Allah harus percaya pada kerja kuasa Allah yang sanggup memberi kita kemenangan atas segala tantangan dan pergumulan hidup.
  • Peristiwa Paskah bukti kemenangan Yesus atas maut dan dosa, maut sudah dikalahkan dan dosa tidak berkuasa lagi, dan umat Allah diberikan kemenangan bagi mereka yang percaya akan nama-Nya, dengan mulut mengaku dan dengan hati percaya.
  • Tanpa kebangkitan Yesus dari kematian, maka kita semua akan binasa, tidak mendapat kehidupan kekal. Karena untuk mengalahkan maut harus ada korban darah yang tidak bercacat yaitu Yesus.
  • Yesus dibangkitkan bukan karena Dia anak Allah, tetapi karena kesalehan-Nya, doan-Nya didengar dan Bapa membangkitkan-Nya.
  • Dengan kebangkitan Yesus maka memberikan kepada kita anugerah keselamatan, maka kita mau mengerjakan keselamatan yang Tuhan berikan dengan takut dan gentar. Takut dan gentar kalau kita tidak bisa melakukan kehendak Tuhan yang menjadi tugas kita.
  • Yesus yang kaya rela menjadi miskin, agar kita yang miskin menjadi kaya. Kaya dalam hal-hal rohani yang akan mebawa ke dalam kehidupan kekal.
  • Kalau orang mati tidak dibangkitkan, maka Yesus juga tidak akan dibangkitkan, bila Yesus tidak dibangkitkan maka sia-sialah kepercayaan kita.
  • Kalau kita ingin dibangkitakan Tuhan kelak, maka kita harus mengikuti jejak Yesus yaitu  taat sampai akhir akan penderitaan yang kita alami.
  • Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan, maka kita adalah orang yang paling malang diantara seluruh manusia, tetapi kita mau menaruh pengharapan pada perkara-perkara rohani, perkara diatas dimana Kristus ada.
  • Yesus telah mati untuk kita agar kita yang hidup bukan untuk diri kita sendiri tapi hidup untuk Dia & selalu kabarkan kebaikan, yang telah mati dan dibangkitkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun