Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menulis dan Karier Protean Guru

1 Agustus 2024   16:01 Diperbarui: 1 Agustus 2024   16:04 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pramudya Ananta Toer, "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian".

Sebagian dari kita mungkin masih ada yang belum tahu apa itu karier protean. Konsep karir protean muncul pada tahun 1976 pada buku yang berjudul "Careers in Organizations" karya Douglas T. Hall. Karir protean atau protean career adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan karir yang dikembangkan oleh individu, tanpa tergantung pada perusahaan atau organisasi. Kata "protean" dalam istilah karir protean diambil dari bahasa Yunani "Proteus" yang berarti Dewa Laut yang dapat berubah ke bentuk apapun yang diinginkan.

Karier Protean Guru

Karier protean merupakan konsep yang mencerminkan fleksibilitas, adaptabilitas, dan pencarian makna dalam lintasan karier seseorang. Dalam konteks guru, teori ini memiliki kaitan yang kuat karena guru perlu terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dalam pendidikan, termasuk perkembangan teknologi dan tuntutan literasi yang semakin kompleks.

Pertama, guru yang menganut pendekatan karier protean cenderung memandang kariernya sebagai sebuah perjalanan yang dinamis, di mana guru terus belajar dan berkembang sepanjang hidup. Guru tidak hanya fokus pada pencapaian tertentu dalam kariernya, tetapi juga pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang memungkinkannya untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan kerja.

Kedua, konsep karier protean mendorong guru untuk mengambil inisiatif dalam mengelola karier dan pengembangan profesional. Guru mungkin mencari peluang untuk belajar dan tumbuh di luar batas-batas tradisional pendidikan formal, seperti menghadiri seminar, mengikuti kursus daring, atau berpartisipasi dalam komunitas belajar profesional.

Ketiga, guru yang memiliki karier protean cenderung memiliki portofolio keterampilan yang beragam dan fleksibel. Guru tidak hanya mengandalkan keterampilan pengajaran konvensional, tetapi juga memperluas kompetensinya ke dalam bidang seperti literasi digital, teknologi pendidikan, dan keterampilan komunikasi yang luas.

Dalam konteks literasi, guru dengan karier protean dapat lebih mudah menyesuaikan pendekatan pengajarannya dengan perkembangan baru dalam literasi, termasuk literasi digital. Guru mungkin lebih terbuka terhadap penggunaan teknologi dalam pembelajaran, serta lebih mampu mengintegrasikan aspek-aspek literasi yang relevan dengan konten pembelajarannya.
 
Konsep karier protean bagi guru menunjukkan fleksibilitas yang tinggi, dimana guru dapat menjelajahi berbagai peran atau bidang tanpa terikat oleh struktur lembaga. Sehingga guru dapat mengembangkan karier sesuai dengan aspirasi pribadinya tanpa meninggalkan tanggung jawab inti sebagai pendidik.

Menulis dan Menjadi Agen Perubahan di Era Digital

Memilih menjadi penulis sebagai karier protean adalah langkah yang tepat bagi seorang guru yang ingin tetap relevan dan efektif dalam menghidupkan literasi di era digital. Karier guru tidak berhenti pada level Kepala Sekolah atau Pengawas Sekolah saja. Banyak pilihan karier yang bisa dijalani oleh guru, salah satunya menjadi penulis. Sebagai penulis, guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan literasinya sendiri, serta memperluas wawasan tentang berbagai bentuk tulisan dan media digital. Hal ini memungkinkannya untuk mengintegrasikan praktik literasi yang beragam ke dalam pengajaran, menciptakan lingkungan belajar yang menantang dan memperkaya bagi siswa.

Sebagai penulis, guru juga memiliki platform yang luas untuk berbagi ide, pengetahuan, dan pengalamannya dengan audiens yang lebih luas, termasuk sesama pendidik, siswa, dan masyarakat umum. Dengan memanfaatkan blog pribadi, jejaring sosial, atau publikasi profesional, guru dapat memberikan inspirasi dan motivasi untuk meningkatkan literasi di semua tingkatan.
Dalam menjalani karier protean sebagai penulis, guru tidak hanya mengembangkan diri secara profesional, tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan dalam mempertahankan relevansi literasi di era digital. Dengan mengadopsi peran penulis, guru memperluas pengaruhnya sebagai agen perubahan dalam pendidikan, tidak hanya di dalam kelas tetapi juga di ranah online dan masyarakat secara luas. Melalui karya tulis, guru tidak hanya menyalurkan pengetahuan dan pengalaman, tetapi juga membangun komunitas pembelajaran yang berkelanjutan.

Selain itu, menjadi penulis memungkinkan guru untuk menjadi role model bagi siswa dalam hal pentingnya literasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menunjukkan komitmen terhadap penulisan dan pembelajaran seumur hidup, guru dapat membimbing siswa dalam mengembangkan minat dan keterampilan literasi, serta memperkuat kepercayaan diri sebagai pembaca dan penulis.
 
Lebih jauh lagi, karier protean sebagai penulis memungkinkan guru untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dalam pendidikan dan teknologi. Selain menghasilkan nilai tambah secara ekonomi dari hasil menulis, guru dapat terus belajar dan mengeksplorasi berbagai genre dan format tulisan, serta memperdalam pemahaman tentang praktik literasi yang relevan dalam era digital ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun