Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator in SMA Sugar Group

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat dan bercita² menghasilkan karya buku solo melalui penerbit mayor. (Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pembicara Kelas Kemerdekaan di Temu Pendidik Nusantara ke 9; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi"; Buku Antologi "Pelita Kegelapan"; Menulis di kolom Kompas.com; Juara II Lomba Opini Menyikapi Urbanisasi ke Jakarta Setelah Lebaran yang diselenggarakan Komunitas Kompasianer Jakarta)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Personal Branding: Jurus Ampuh Meningkatkan Elektabilitas di Dunia Politik

12 Juli 2024   15:54 Diperbarui: 12 Juli 2024   16:04 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.malaysiamarketing.my/basic-functions-of-a-water-filter-cartridge/

Di era digital ini, siapa yang tidak kenal Barack Obama atau Jokowi? Kedua politisi ini tidak hanya dikenal karena kebijakan mereka, tapi juga karena personal branding yang keren abis! Yup, personal branding sekarang jadi kunci sukses untuk politisi yang mau tampil beda dan menang di pemilu. Nah, di artikel ini membahas  kenapa personal branding itu penting untuk politisi dan bagaimana caranya biar bisa nempel di hati pemilih.

Definisi dan Konsep Dasar Personal Branding

Personal branding bukan cuma sekadar istilah keren di dunia digital. Ini tentang bagaimana seorang politisi membangun citra dan identitas yang kuat di mata publik. Personal branding melibatkan kombinasi antara nilai-nilai, visi, dan cara berkomunikasi yang konsisten. Jadi, nggak cuma soal gimana kamu terlihat, tapi juga siapa sebenarnya kamu di mata orang lain.

Perbedaan mendasar antara personal branding dan Public Relations (PR) terletak pada fokus dan pendekatannya. PR lebih berorientasi pada manajemen hubungan dengan media dan publik secara umum, sementara personal branding lebih tentang membangun citra personal yang autentik dan konsisten.

Contoh nyata dari politisi yang sukses membangun personal branding adalah Barack Obama. Dengan gaya bicara yang karismatik dan visi yang jelas, Obama berhasil membangun citra sebagai pemimpin yang dapat diandalkan dan berwibawa. Pendekatan ini membantunya tidak hanya meraih suara, tapi juga menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia.

Mengapa Personal Branding Penting untuk Politisi

Personal branding bukan sekadar tren kosong di dunia politik modern; ini adalah kunci untuk menciptakan dampak yang signifikan. Salah satu alasan utama mengapa personal branding begitu penting bagi politisi adalah kemampuannya untuk meningkatkan elektabilitas. Ketika seorang politisi berhasil membangun citra yang kuat dan konsisten, mereka bisa lebih mudah meraih simpati dan dukungan dari pemilih. Contoh kasusnya adalah kemampuan Barack Obama dalam menyampaikan pesan yang dapat menggerakkan hati orang banyak, menjadikannya contoh sukses bagaimana personal branding dapat mengangkat elektabilitas seseorang.

Selain itu, personal branding juga membantu politisi membangun kepercayaan publik yang sangat dibutuhkan. Dengan konsistensi dalam perilaku dan komunikasi, sebuah personal brand dapat menciptakan rasa kepercayaan yang mendalam di antara pemilih. Politisi yang dapat dipercaya lebih mungkin dilihat sebagai pemimpin yang memiliki integritas dan komitmen terhadap kepentingan publik.

Tidak kalah pentingnya, personal branding memungkinkan seorang politisi untuk membedakan diri dari kompetitornya. Di tengah persaingan politik yang semakin ketat, memiliki identitas yang unik dan khas dapat membuat seorang politisi lebih mudah diingat dan diidentifikasi oleh pemilih. Dengan memahami kekuatan dan nilai-nilai yang mereka pegang, politisi dapat menonjolkan diri sebagai pemimpin yang berbeda dan relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.

Strategi Efektif Personal Branding untuk Politisi

Untuk membangun personal branding yang kuat, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi nilai inti dan visi yang ingin disampaikan kepada pemilih. Ini melibatkan pengenalan apa yang membuat seorang politisi berbeda dan lebih bermakna bagi konstituennya. Misalnya, seorang politisi dapat fokus pada nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, atau inovasi sebagai fondasi dari personal branding mereka.

Media sosial merupakan alat yang sangat efektif dalam membangun dan memelihara personal branding. Dengan menggunakan platform-platform seperti Facebook, Instagram, atau X/Twitter, politisi dapat secara langsung berinteraksi dengan pemilih, membagikan cerita-cerita yang mencerahkan, dan menunjukkan sisi-sisi manusiawi mereka. Banyak contohnya di Indonesia seperti Ridwan Kamil, Anies Baswedan, Emil Dardak, serta politisi lain yang berkomunikasi secara langsung dengan pendukungnya, memperkuat citranya sebagai politisi yang transparan dan mendekat dengan rakyatnya.

Pesan yang konsisten adalah kunci dalam personal branding. Politisi harus memastikan bahwa pesan yang mereka sampaikan di berbagai kesempatan dan saluran komunikasi tetap terkoordinasi dan tidak bercampur aduk. Dengan konsistensi ini, politisi dapat membangun reputasi yang dapat diandalkan dan mudah diingat oleh pemilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun