Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Hati-Hati, Multitasking Menghambat Produktivitas! Coba Pendekatan Task Switching

19 Mei 2024   17:59 Diperbarui: 20 Mei 2024   09:29 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: PeopleImages

Melansir dari gramedia.com, menurut sebuah survei yang telah dilakukan oleh Russ and Crews pada tahun 2014, ketika tengah melakukan perilaku multitasking ini, rata-rata dari mereka membutuhkan waktu sekitar 9,28 menit untuk beralih lagi dari tugas sampingan ke tugas utama. Menurut Salvucci dan Tangen, perilaku multitasking ini memang dapat membantu dan meningkatkan produktivitas manusia supaya lebih efisien dan efektif. Apalagi jika jumlah tugas atau pekerjaan tersebut lebih dari dua dan harus diselesaikan pada waktu itu juga. Sayangnya, perilaku ini justru sangat berpengaruh pada kemampuan memori manusia.

Dalam era modern yang dipenuhi dengan teknologi canggih dan tuntutan produktivitas yang terus meningkat, praktik multitasking telah menjadi norma yang lazim. Namun, dibalik kesan efisiensi yang mungkin tercipta, fakta ilmiah menunjukkan bahwa multitasking sebenarnya dapat merugikan produktivitas dan kualitas kerja seseorang. Fenomena ini tidak hanya memengaruhi individu secara pribadi, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan pada tingkat organisasi dan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Mari gali lebih dalam dampak negatif multitasking terhadap produktivitas kerja dan bagaimana pendekatan task switching sebagai solusi yang lebih efektif untuk meningkatkan kinerja dan kualitas kerja. Dengan memahami konsekuensi multitasking dan mengadopsi pendekatan yang lebih terfokus dalam lingkungan kerja, individu dan organisasi dapat mencapai hasil yang lebih optimal dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif.

Multitasking: Mitos vs Realitas

Multitasking telah menjadi istilah yang sering diucapkan dalam dunia modern, dianggap sebagai keterampilan yang vital untuk mengatasi tuntutan pekerjaan yang kompleks dan dinamis. Namun, di balik popularitasnya, penting untuk memahami perbedaan antara mitos dan realitas seputar multitasking.

Secara umum, multitasking merujuk pada kemampuan untuk melakukan beberapa tugas secara bersamaan atau beralih antara tugas-tugas yang berbeda dengan cepat. Persepsi umum tentang multitasking sering kali positif, dianggap sebagai indikator efisiensi dan kemampuan mengelola waktu dengan baik.

Namun, penelitian ilmiah mengungkapkan bahwa otak sebenarnya tidak dirancang untuk melakukan multitasking secara efektif. Ketika seseorang beralih antara tugas-tugas yang berbeda, otak harus menyesuaikan diri dengan perubahan fokus, yang memerlukan waktu dan energi tambahan.

Dengan demikian, meskipun mungkin terlihat efisien, multitasking sebenarnya dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan kualitas kerja.

Salah satu mitos yang sering terkait dengan multitasking adalah keyakinan bahwa dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kinerja seseorang cenderung menurun ketika mereka terlibat dalam multitasking, karena pembagian perhatian dan fokus yang berkurang.

Oleh karena itu, penting untuk memahami realitas ilmiah di balik multitasking dan mengadopsi pendekatan yang lebih terfokus, seperti task switching, untuk meningkatkan efektivitas kerja secara keseluruhan.

Dampak Negatif Multitasking

Pertama, multitasking sering kali menyebabkan penurunan kualitas pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun