Oleh:Â Krisanti_kazan
Pernahkah rekan semua merasakan hal-hal berikut?
- Menyalahkan diri sendiri terus-menerus ketika mengalami kegagalan dan menghadapi kesulitan tanpa melihat peluang pembelajaran dari situasi tersebut.
- Menghindari tantangan atas situasi yang dianggap sulit karena ketakutan terhadap kegagalan atau ketidaknyamanan.
- Terjebak dalam pola pikir negatif dan sulit untuk melihat sisi positif dari suatu situasi atau merasa terjebak dalam siklus pemikiran pesimis yang dapat memperburuk kesejahteraan mental.
- Ketidakmampuan mengelola stres untuk menangani tekanan dan mengarah pada kelelahan, kecemasan, atau bahkan masalah kesehatan mental yang lebih serius.
- Kehilangan harapan dan motivasi ketika menghadapi rintangan serta merasa putus asa dan kehilangan dorongan untuk mencoba lagi.
- Ketidakmampuan untuk mencari dan menerima dukungan dari orang-orang di sekitar hingga mengisolasi diri dan tidak memanfaatkan jaringan sosial sering kali memperburuk situasi.
- Ketergantungan pada kebiasaan negatif seperti konsumsi alkohol berlebihan, penyalahgunaan obat-obatan, atau perilaku merugikan lainnya sebagai cara untuk mengatasi tekanan.
Di era yang terus berubah dan penuh tantangan ini, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh pengetahuan atau keterampilan teknis, tetapi juga oleh kemampuan untuk menghadapi dan pulih dari tekanan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep resilience, mengapa hal ini sangat penting saat ini, dan langkah-langkah praktis untuk membangun ketangguhan mental.
1. Apa Itu Resilience?
Resilience adalah kemampuan seseorang untuk pulih dan tumbuh lebih kuat setelah menghadapi tantangan, kegagalan, atau stres. Ini bukan hanya tentang bertahan, tetapi juga tentang berkembang dan belajar dari pengalaman sulit.
2. Seberapa Penting Resilience di Era Saat Ini?
Di era digital dan globalisasi, perubahan terjadi dengan cepat. Resilience memungkinkan individu untuk dengan cepat beradaptasi dan menghadapi perubahan tanpa kehilangan fokus atau semangat. Selain itu, keseimbangan antara pekerjaan, kehidupan pribadi, dan tantangan-tantangan lainnya dapat menciptakan tekanan.Â
Resilience membantu seseorang mengelola stres dengan lebih baik. Resilience juga memberikan kemampuan untuk menghadapi masalah dan mencari solusi dengan lebih efektif. Ini membantu individu tidak hanya melihat masalah, tetapi juga melihat peluang di dalamnya. Individu yang tangguh secara mental cenderung memiliki tingkat kesejahteraan mental yang lebih tinggi.
3. Bagaimana Cara Membangun Mental Resilience?
a. Terapkan Pola Pikir Positif: Fokus pada aspek positif dari setiap situasi dan melihat tantangan sebagai peluang.
b. Tetap Fleksibel: Latih diri untuk menjadi fleksibel dan terbuka terhadap perubahan, sehingga dapat beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis.
c. Berkomunikasi dengan Efektif: Mampu mengungkapkan perasaan dan berkomunikasi dengan baik dapat membantu mengurangi stres.
d. Jaga Kesehatan Fisik dan Mental: Pola tidur yang baik, olahraga teratur, dan pola makan seimbang dapat mendukung kesehatan fisik dan mental.
e. Pergunakan Jaringan Dukungan: Memiliki jaringan sosial yang kuat dapat menjadi sumber dukungan penting dalam menghadapi kesulitan.
f. Belajar dari Pengalaman: Refleksi pada pengalaman sulit membantu individu tumbuh dan belajar, memperkuat ketangguhan mental.
Manusia diciptakan dengan otak yang memiliki kapasitas untuk menciptakan jalur baru, adaptasi baru, dan cara-cara baru dalam memandang sesuatu. Â Sifat neuroplastisitas ini adalah sebuah fenomena alamiah yang menakjubkan, dimana dalam proses kehidupan kita, nyatanya sel otak tidak akan pernah berhenti berkembang dan terus beradaptasi untuk belajar serta memberi perubahan layaknya sifat plastis. Modal utama inilah yang bisa kita manfaatkan untuk menghadapi segala tantangan hidup.Â
Membangun resilience bukan hanya kunci untuk mengatasi tantangan saat ini, tetapi juga fondasi yang kuat untuk mencapai keberhasilan dan kesejahteraan jangka panjang. Dengan menerapkan langkah-langkah praktis ini, setiap individu dapat membentuk ketangguhan mental yang diperlukan untuk menghadapi dinamika kehidupan yang semakin kompleks dan penuh tantangan serta peluang.
Friedrich Nietzsche, "That which does not kill us makes us stronger."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H