Oleh:Â Krisanti_kazan
Menjalani profesi menjadi guru selama 24 tahun ini tidaklah mudah dan baik-baik saja. Ada momen dimana kelelahan dan rasa jenuh muncul. Disisi lain, saya harus tetap waras untuk mengurus keluarga dan juga melayani proses pendidikan siswa saya. Hal ini juga pastinya terkadang dihadapi oleh rekan kompasianers yang menjalani profesi guru. Profesi mengajar seringkali membutuhkan energi dan keterlibatan yang tinggi, dan kadang-kadang guru dapat merasa tertekan dan kelelahan secara mental.Â
Dalam menghadapi tantangan ini, konsep Ikigai, yang berasal dari Jepang dan merujuk pada "alasan untuk hidup," dapat menjadi panduan berharga bagi guru. Dilansir dari gramedia.com, filosofi ikigai adalah konsep yang mendasari makna dan tujuan hidup dalam budaya Jepang yang berarti reason to live atau alasan untuk hidup. Filosofi ini merangkum keyakinan bahwa setiap individu harus memiliki alasan yang kuat untuk hidup dan merasa bahagia.
Dalam artikel ini, saya akan akan mengajak rekan guru menjelajahi tiga langkah praktis untuk menjalani hobi dengan memanfaatkan filosofi Ikigai demi meningkatkan kesehatan mental kita sebagai garda terdepan dalam proses pelayanan pendidikan.
1. Identifikasi Passion (Gairah) di Luar Pendidikan. Langkah pertama dalam menerapkan konsep Ikigai adalah mengidentifikasi gairah atau passion guru di luar dunia pendidikan. Guru dapat merenung tentang kegiatan atau hobi yang selalu membuat mereka antusias dan bahagia.Â
Misalnya, saya guru Kimia memilih untuk menekuni hobi memasak yang menghasilkan cuan. Jadi setiap libur sekolah dan akhir pekan, saya melakukan inovasi resep masakan yang disukai anak saya, lalu menjadikan itu sebagai bisnis kecil-kecilan dengan menjualnya ke lingkungan sekitar komplek perumahan. Saya belajar cara pengambilan foto, desain iklan, dan membuat perhitungan keuangan dari kegiatan mingguan ini.Â
Keuntungan yang saya dapatkan dari bisnis kuliner ini dapat menambah penghasilan juga. Selain itu, saya juga memiliki hobi menulis yang baru saja saya tekuni hampir 2 tahun berjalan. Saya menulis terkait masakan, isu politik terkini, dan juga tentunya terkait praktik baik pembelajaran yang sudah saya lakukan di kelas. Â Â
2. Integrasi Hobi dengan Tugas Mengajar (Panggilan dan Profesi). Setelah mengidentifikasi gairah, langkah berikutnya adalah mengintegrasikan hobi tersebut dengan tugas mengajar saya.Â
Sejak menjalani hobi menulis, saya menjadi senang melakukan inovasi pembelajaran dan membaca berbagai referensinya. Hasil dari praktik baik saya tulis dalam bentuk artikel dan saya sebarkan melalui portal kompasiana. Bahkan dari hasil tulisan yang saya buat, akhirnya saya berkesempatan menjadi Pembicara pada Temu Pendidik Nusantara dan juga menjadi Peserta Terbaik Apresiasi Guru Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi Lampung yang diadakan oleh Balai Guru Penggerak dan Kemdikbud pada perayaan Hari Guru Nasional 2023.
Baca juga: Guru Penggerak: Catatan 24 Tahun Perjalananku Menuju Pembelajar Merdeka