Selalu saja mudah menemukan alasan untuk tidak memulai menulis. Â
Mungkin pernyataan-pernyataan berikut sering kita dengar saat ditawari untuk menulis praktik baik pembelajaran:
- "Duh, saya guru sains gak bisa nulis. Beda lah dengan guru Bahasa". Padahal hak dan kemampuan menulis sebetulnya milik semua orang (yang mau mencoba).
- "Sulit deh, gak punya ide nulis". Padahal guru itu bisa dikatakan orang yang punya pengalaman banyak. Kenapa? Karena guru hampir setiap hari bertemu dengan karakter murid dan pengalaman mengajar yang bervariasi.
- "Sibuk banyak koreksian, nanti-nanti aja deh nulisnya". Eits, alasan kan..hehe..
- "Saya punya banyak ide cerita, tapi gak percaya diri mau membuat tulisan. Takut jelek dan gak bisa dipahami tulisannya oleh pembaca". Nah, ini modal besar untuk menulis, yuk dimulai Bapak/Ibu guru .
Mengapa sih seorang guru "harus" menulis? Untuk melipatgandakan dampak.
Ya, betul "melipatgandakan dampak". Menuliskan pengalaman praktik baik pembelajaran, seorang guru akan memiliki kesempatan memberikan dampak ke guru lain yang membacanya. Bagaimana siklusnya hingga menimbulkan dampak?
- Diawali guru MENEMUKAN praktik baik pengajaran guru lainnya.
- Dari proses menemukan tersebut, guru melakukan PENALARAN, mempelajarinya dan menyesuaikan untuk kelasnya.
- Setelah itu, guru melakukan PRAKTIK pengajaran di kelasnya.
- Dari praktik itulah guru melakukan PUBLIKASI. Publikasi tersebutlah yang akan ditemukan lagi oleh guru lainnya.
Apa sih ATAP? ATAP adalah metode menulis yang cukup sederhana dengan 4 tahapan yaitu, Awal-Tantangan-Aksi-Perubahan. Saya mengenal pola ATAP ini dari Kelas Penulisan Praktik Baik Pembelajran Merdeka Belajar yang diadakan oleh sekolah.mu.
Mengapa ATAP? Ringan diterima oleh pendidik. Mengutip pernyataan Anggi Rizka, seorang penulis Surat Kabar Guru Belajar, "Biasanya praktik baik dituliskan dalam bentuk ilmiah. Ketika menuliskan dalam format ilmiah, seberapa banyak yang mau membaca? Meskipun membaca tulisan ilmiah itu wajib tapi seringkali kita merasa berat duluan. Jadi kita coba agar praktik baik yang kita tuliskan bisa lebih ringan diterima oleh pendidik agar dampaknya lebih luas".
Berikut tahapannya:
AWAL
Menceritakan latar belakang, keresahan, dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.Â
Kerangka tulisan bisa dibuat dengan pertanyaan pemantik berikut:
- Apa keresahan yang Anda rasakan dalam mendampingi proses belajar murid?
- Apa tujuan pengajaran yang ingin Anda capai dan bagikan kepada para pembaca?
- Apa hubungannya dengan kondisi yang Anda hadapi saat ini?