edit sendiri.
Kita atau orang lain yang pertama kali mendengar filsafat pasti akan terasa sangat asing di telinga kita. Pertanyaan yang muncul ketika mendengar pertama kali ialah apa itu filsafat? Nah, artikel kali ini akan membawa teman-teman untuk mengenal sebetulnya filsafat itu apa. Pertama kita mesti tahu bahwa filsafat itu membawa kembali ke diri kita yang berarti, kita merefleksikan kembali atas apa yang di dunia ini, mempertanyakan kembali suatu hal yang sudah tertanam selama ini di dalam diri kita. Pada pokoknya filsafat mengajarkan bagaimana kita berpikir dan mendorong kualitas manusia menjadi lebih otentik.
Pernahkahkita mengalami suatu perasaan atau permenungan seperti bertanya dalamhati mengapa aku ada? Atau bagaimana aku tahu bahwa aku tahu? Ataukahpertanyaan yang biasanya sering muncul dalam hal kepercayaan apakahTuhan itu ada? Ini yang terkadang menjadi dilema bagi kita semua.Sebenarnya perasaan itu semua adalah sebuah aktivitas berpikir yangartinya, kita sudah dalam proses dalam berfilsafat. Filsafatmerupakan suatu kegiatan berpikir dalam mengulas kembali atas apayang telah ada di dunia ini dan apa yang sudah tertanam dalam pikirankita. Jadi, keingintahuan yang telah dimulai dalam hati kita itusebenarnya, kita sudah mulai melakukan kegiatan berfilsafat.
Apa itu FIlsafat?
Perlu diketahui bahwa aktivitas berfilsafat telah di mulai sejak ribuan tahun yang lalu dimana seorang yang dikatakan filsuf pertama di zaman Yunani Kuno, yaitu Thales (630-546 SM) ia merenung bahwa apa yang menjadi dasar atas dunia ini? Hingga ia berpikir sebuah jawabannya ialah air. Jawaban ini sebenarnya sederhana dan belum tuntas. Belum tuntas karena dari apa itu air? Thales memilih air sebagai elemen dasar alam semesta karena ia melihatnya sebagai substansi yang sangat penting untuk kehidupan, dan menurut pandangannya, bumi ini mengapung di atasnya (Mayer, 1950 : 18). Nah, melihat filsuf tersebut kita dapat mengerti bahwa bagaimana filsafat itu telah dimulai sejak kita mulai berpikir mempertanyakan apa yang ada didunia ini. Istilah filsafat secara etimologi berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu "philos" yang berarti cinta dan "sophia" yang berarti kebijaksanaan. Maka filsafat dapat diartikan cinta kebijaksanaan. Akan tetapi, kalimat "cinta kebijaksanaan" harus dipahami bukan seperti orang yang bersikap bijaksana melainkan, cinta kebijaksanaan adalah orang yang mencari kebijaksanaan (harus dipahami sebagai kebenaran) dan tak pernah terpuaskan dengan apa yang dicarinya selama penulusurannya. Filsafat, sebagai suatu disiplin ilmu, merupakan sistem pengetahuan yang membenarkan objek materialnya dengan menjelaskan penyebab-penyebabnya (Gunawan Setiardja,1990 : 7).
Berfilsafat berarti kita mencoba untuk merenungkan segala sesuatu sebagai suatu idealisasi terhadap aspek-aspek dunia di sekitar kita. Ini dilakukan dengan tujuan untuk menemukan kebenaran dan kedamaian dalam alam semesta yang sarat dengan misteri dan mitos, dengan harapan dapat mengungkapkan segala rahasia yang tersembunyi. Oleh karena itu, berpikir secara filsafat mencakup aspek-aspek berikut: 1) menitikberatkan pada pemikiran mendalam, atau dapat dianggap sebagai kebiasaan untuk mempertimbangkan secara mendalam; 2) usaha untuk memahami dunia di sekitar kita dengan menggunakan metode ilmiah; 3) integrasi pengetahuan secara menyeluruh, aspirasi terhadap kebijaksanaan dan kearifan, atau cinta terhadap kebijaksanaan dan kearifan; dan 4) filsafat dalam konteks mencari jalur pemikiran(Siswanto Sunarso, 2015 : 2). Tujuan dari filsafat adalah menghimpun sebanyak mungkin pengetahuan manusia, melakukan kritik dan evaluasi terhadap pengetahuan, menemukan hakikatnya, dan menyusun serta mengorganisasikannya dalam suatu struktur yang sistematis. Filsafat bertujuan untuk mendorong pemahaman, dan melalui pemahaman, membimbing menuju tindakan yang lebih bermakna (Prasetyo & Barkatullah, 2011 : 4). Usaha filsafat mempunyai duaarah, yakni filsafat harus mengkritik jawaban-jawaban yang tidakmemadai, dan mencari jawaban yang benar (Franz Magnis, 1992 : 19).
Ruang lingkup Filsafat
Karena filsafat dianggap sebagai induk dari semua ilmu, objek material filsafat mencakup kenyataan secara umum, sementara ilmu-ilmu dalam filsafat memfokuskan pada objek yang lebih khusus. Hal ini menyebabkan perpisahan antara ilmu dan filsafat. Meskipun demikian, meski setiap ilmu memisahkan diri dari filsafat, ini tidak berarti bahwa hubungan filsafat dengan ilmu-ilmu khusus menjadi terputus. (Sudibyo, dkk, 2014: 6). Filsafat menginvestigasi tiga aspek utama dalam permasalahan yang dikaji, yaitu pertama, konsep kebenaran dan kesalahan (logika); kedua, penilaian mengenai kebaikan dan keburukan (etika); dan ketiga, definisi tentang keindahan dan ketidakindahan (estetika). (Suriasumantri, 2020 : 32). Filsafat memiliki beberapacabang, yakni: