Sabtu, 10 September 2016, Peminatan Musik Terapi dari Conservatory of Music Universitas Pelita Harapan (UPH) mengadakan seminar yang sangat menarik mengenai manfaat musik Gamelan Jawa bagi terapi. Seminar kali ini dipimpin oleh Dr. Helen Loth yang diundang langsung dari Anglia Ruskin University, UK. Selama puluhan tahun beliau telah mendalami bidang ilmu musik terapi, termasuk mempelajari salah satu musik tradisional Indonesia khususnya Gamelan Jawa.
Dr. Loth dalam seminarnya kali ini, menampilkan berbagai cuplikan video yang menampilkan praktik terapi musik menggunakan gamelan. Beberapa anak berkebutuhan khusus terlihat berkumpul dalam satu ruangan klinik terapi yang dipenuhi perangkat musik gamelan, dan diberi kesempatan untuk mengungkapkan emosi mereka. Kegiatan ini tentunya dilakukan dengan pengawasan ketat dari para terapis.
“Tujuan dari terapi ini adalah untuk meningkatkan rasa percaya diri pada anak, mengekspresikan perasaan, memperbaiki kemampuan berkomunikasi, memberikan rasa nyaman, hingga melatih koordinasi”, papar Dr. Loth.
Tidak hanya bagi anak berkebutuhan khusus saja, penggunaan Gamelan Jawa dalam terapi musik juga sangat bermanfaat bagi pasien usia lanjut. Seperti halnya demensia, alzheimer, dan depresi yang dapat terbantu melalui terapi musik ini.
Seminar kali ini disajikan dengan cara yang luar biasa menarik. MYC Multi-Purpose Room yang menjadi lokasi seminar pun ditata sedemikian rupa sehingga memberikan kesan yang sangat unik. Seperangkat alat musik Gamelan Jawa memenuhi panggung, lengkap dengan sederetan gong di sisinya. Tidak hanya itu, beberapa peserta diberi kesempatan memainkan alat musik ini secara sukarela. Meski tanpa persiapan apapun, para peserta tetap dapat memainkan gamelan tersebut dan menghasilkan harmoni yang indah didengar.
Mengenai perkembangan terapi musik di Indonesia, Dr. Loth menjelaskan bahwa dirinya cukup antusias melihat klinik terapi musik sudah mulai dibangun di negara ini. Menurut beliau, perkembangan terapi musik di Indonesia bukanlah suatu hal yang mustahil. Perkembangan dapat berjalan baik apabila masyarakat juga mau membuka diri terhadap terapi musik ini.
Di sisi lain, popularitas Gamelan Jawa di negara lain khususnya Inggris sudah berkembang dengan baik. “Di sana sudah ada kolaborasi antara gamelan dan musik elektronik. Kami berusaha menarik minat anak muda terhadap gamelan”, Dr. Loth menjelaskan.
Para peserta terlihat antusias dalam mengikuti seminar ini. Dr. Loth sungguh memiliki kemampuan khusus dalam mencuri perhatian peserta dengan berbagai cara, seperti bernyanyi sambil membawa gitar hingga bernyanyi berkeliling mengitari bangku peserta. Keterlibatan peserta memberikan kesan yang mendalam dan personal bagi setiap mereka. Salah satunya bagi Roswina Amelinda, salah satu peserta yang berprofesi sebagai Psikolog di kota Bandung.
“Seminar ini seru, dan membuka wawasan baru mengenai gamelan. Instrumen lokal Indonesia, yang ternyata sudah terkenal di luar negeri untuk pentas dan juga terapi. Saya pun tertarik untuk mempelajari gamelan lebih jauh lagi”, beliau menjelaskan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H