Mohon tunggu...
Kris Hadiwiardjo
Kris Hadiwiardjo Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Eks Penulis Artikel Bisnis, Ekonomi, Teknologi Harian Pelita

Penulis adalah peminat bidang teknologi, Komputer, Artificial Intelligence, Psikologi dan masalah masalah sosial politik yang menjadi perbincangan umum serta melakukan berbagai training yang bekenaan dengan self improvement, human development dan pendidikan umum berkelanjutan bagi lanjut usia.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Evolusi AI: Tantangan, Model, & Masa Depannya

25 Oktober 2024   10:02 Diperbarui: 25 Oktober 2024   10:26 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Evolusi AI: Tantangan, Model, dan Masa Depannya  di Dunia Manusia

Kecerdasan Buatan, atau yang lebih dikenal sebagai Artificial Intelligence (AI), telah menjadi topik hangat dalam beberapa dekade terakhir. Dari asal muasalnya, perkembangan yang memakan waktu panjang, hingga dampak yang diantisipasi terhadap masa depan dunia kerja, AI kini menjadi elemen penting dalam perkembangan teknologi. Namun, apa sebenarnya yang membawa AI hingga ke tahap sekarang, dan apa yang perlu kita siapkan untuk menghadapi masa depan yang penuh AI?

Awal Mula AI dan Mengapa Prosesnya Begitu Panjang

Konsep AI muncul pada tahun 1956 saat konferensi Dartmouth oleh John McCarthy, Marvin Minsky, Nathaniel Rochester, dan Claude Shannon. Pada waktu itu, AI didefinisikan sebagai mesin yang mampu berpikir, belajar, dan membuat keputusan layaknya manusia. Namun, teknologi di era tersebut masih terbatas. Penemuan algoritma dasar dan pemrograman belum cukup kuat untuk mewujudkan ide ini, sehingga pengembangan AI terhambat oleh keterbatasan komputasi.

Hambatan yang Menghadang Perkembangan AI

Perjalanan AI bukan tanpa kendala. Terdapat beberapa tantangan besar yang memperlambat kemajuan AI, antara lain:

1. 'Keterbatasan Komputasi': Pada era awal, daya komputasi dan kapasitas penyimpanan data tidak mendukung kompleksitas AI.

2. 'Kurangnya Data': AI butuh data dalam jumlah besar untuk belajar. Di masa lalu, data belum tersedia seluas dan semudah saat ini.

3. 'Tantangan Algoritma': Algoritma dan metode pembelajaran yang dibutuhkan belum dikembangkan sepenuhnya, seperti deep learning yang saat ini menjadi basis AI modern.

4. 'Investasi dan Pendanaan': Di awal perkembangannya, investasi untuk AI tergolong tinggi dengan hasil yang masih diragukan, sehingga menghambat penelitian lebih lanjut.

Faktor yang Memungkinkan AI Berkembang Hingga Kini

Beberapa perkembangan besar telah menjadi pendorong utama bagi kemajuan AI saat ini:

1. 'Daya Komputasi yang Meningkat': Perkembangan hardware seperti GPU dan TPU memungkinkan AI melakukan perhitungan masif dalam waktu singkat.

2. 'Ketersediaan Big Data': Banyaknya data dari media sosial, e-commerce, dan sensor IoT telah menyediakan "bahan bakar" bagi AI untuk belajar.

3. 'Algoritma Canggih': Algoritma seperti deep learning, reinforcement learning, dan transformers telah memberikan kemampuan baru bagi AI untuk menyelesaikan tugas-tugas kompleks.

4. 'Dukungan Investasi': Perusahaan besar seperti Google, Microsoft, dan OpenAI telah berinvestasi besar-besaran dalam AI, yang memungkinkan percepatan riset dan pengembangan teknologi ini.

Bagaimana Desain dan Model AI Bekerja

Desain AI didasarkan pada jaringan saraf tiruan (artificial neural networks), yang meniru cara otak manusia memproses informasi. Dalam penerapannya, AI memiliki beberapa model dengan tujuan spesifik, seperti:

1. 'Model Prediksi': Digunakan untuk memprediksi hasil berdasarkan data masa lalu.

2. 'Model Pengelompokan': Memisahkan data menjadi beberapa kelompok berdasarkan kesamaan tertentu.

3. 'Model Generatif': Contoh model ini adalah Large Language Model (LLM), yang dapat menghasilkan konten baru berdasarkan pemahaman dari data sebelumnya.

Mengenal Large Language Model (LLM) dan Mengapa Model Ini Populer

LLM, seperti GPT yang digunakan di ChatGPT, merupakan model berbasis bahasa yang dirancang untuk memproses dan menghasilkan teks. LLM dapat mengolah bahasa manusia dengan kompleksitas tinggi, membuatnya ideal untuk aplikasi seperti chatbot, terjemahan otomatis, dan pembuatan konten. Keunggulan LLM ada pada kemampuannya mempelajari konteks dari jumlah data besar.

Bahasa Pemrograman dan Hardware untuk Mengembangkan AI

Pengembangan AI umumnya dilakukan menggunakan bahasa pemrograman Python karena pustakanya yang luas, seperti TensorFlow dan PyTorch. Untuk hardware, penggunaan GPU dan TPU merupakan pilihan utama dalam pelatihan model AI yang membutuhkan daya komputasi besar. Investasi untuk mengembangkan AI seperti ChatGPT memerlukan ribuan perangkat keras berperforma tinggi, software khusus, serta pendanaan yang signifikan, mencapai jutaan dolar untuk riset dan pengembangan saja.

Tujuan Akhir Pengembangan AI

Tujuan utama pengembangan AI adalah menciptakan sistem yang mampu membantu manusia dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sulit, mengotomatisasi pekerjaan, dan meningkatkan efisiensi. Meskipun ada kekhawatiran, banyak yang berharap AI dapat membantu dalam bidang medis, pendidikan, dan layanan publik.

Dampak AI pada Dunia Kerja dan Keterampilan yang Diperlukan di Masa Depan

Seiring dengan semakin majunya AI, beberapa pekerjaan diprediksi akan hilang atau berubah bentuk. Pekerjaan yang repetitif dan berbasis data berpotensi digantikan oleh AI, seperti pekerjaan di bidang administrasi, perbankan, dan manufaktur. Namun, manusia tetap memiliki peran penting dalam bidang-bidang yang memerlukan kreativitas, empati, dan penilaian etika.

Untuk tetap relevan, keterampilan yang perlu dimiliki antara lain:

1. 'Kemampuan Analisis dan Pemecahan Masalah': AI membutuhkan manusia untuk memvalidasi dan menginterpretasi hasilnya.

2. 'Kreativitas dan Inovasi': Bidang yang membutuhkan kreativitas seperti seni, desain, dan inovasi produk masih sulit digantikan oleh AI.

3. 'Keterampilan Sosial dan Komunikasi': Empati, persuasi, dan negosiasi tetap menjadi keterampilan manusia yang tak tergantikan.

Persiapan Manusia untuk Hidup Berdampingan dengan AI

Untuk hidup berdampingan dengan AI, kita harus mengembangkan keterampilan yang tidak dapat digantikan oleh mesin, seperti kemampuan berpikir kritis dan kreativitas. Fokus pendidikan di masa depan sebaiknya diarahkan pada pengembangan soft skills serta pemahaman tentang etika dan dampak teknologi. Selain itu, kurikulum pendidikan harus mempersiapkan generasi muda untuk menjadi kreatif, fleksibel, dan adaptif dalam dunia yang terus berubah.

Refleksi: Pelajaran dari Perkembangan AI

Perkembangan AI mengajarkan kita pentingnya kolaborasi antara teknologi dan kemanusiaan. AI seharusnya menjadi alat yang memperkaya kehidupan manusia, bukan ancaman. Dengan mempersiapkan diri, memperbarui keterampilan, dan mengembangkan empati, kita bisa memastikan bahwa AI menjadi mitra yang membantu mewujudkan masa depan yang lebih baik. (KH.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun