Perlunya Hukuman Berat untuk Korupsi
Mengapa hukuman berat untuk korupsi sangat penting? Jawabannya terletak pada pencegahan perbandingan sosial yang salah arah. Jika masyarakat terus-menerus melihat bahwa koruptor besar tidak mendapatkan konsekuensi yang setimpal, ini tidak hanya melemahkan aturan hukum, tetapi juga membentuk norma sosial baru di mana kejahatan kecil menjadi dapat diterima.
Sebaliknya, ketika korupsi dihukum dengan keras dan setimpal, masyarakat akan lebih sedikit menggunakan perilaku ini sebagai pembenaran untuk tindakan mereka sendiri. Hukuman yang keras berfungsi sebagai sinyal kuat bahwa kejahatan, baik besar maupun kecil, tidak bisa ditoleransi. Sebuah penelitian oleh "World Bank" menunjukkan bahwa negara-negara dengan sistem peradilan yang tegas dan hukuman yang berat untuk kejahatan korupsi cenderung memiliki tingkat kepatuhan hukum yang lebih tinggi di semua lapisan masyarakat.
Di Indonesia sendiri, implementasi hukuman berat untuk korupsi telah mendapatkan dukungan luas dari masyarakat. Namun, tantangannya terletak pada konsistensi penegakan hukum. Beberapa kasus korupsi besar masih terlihat mendapatkan hukuman ringan, dan ini menciptakan disonansi kognitif di antara masyarakat. Seperti yang ditunjukkan dalam penelitian oleh "Indonesian Legal Studies Journal", masyarakat yang merasa hukum tidak ditegakkan secara adil cenderung lebih permisif terhadap pelanggaran kecil yang mereka lakukan, menggunakan argumen bahwa "jika koruptor besar bisa lolos, mengapa saya tidak?"
Dampak Jangka Panjang: Mencegah Kekacauan Sosial
Jika perilaku ini terus dibiarkan, kita akan menghadapi krisis moral yang lebih dalam di masa depan. Orang-orang akan merasa tidak ada salahnya melakukan tindakan yang salah selama ada contoh yang lebih buruk di luar sana. Ini adalah bahaya besar yang bisa menyebabkan kerusakan lebih luas dalam masyarakat, karena norma sosial yang sehat akan digantikan oleh budaya di mana kejahatan dianggap biasa.
Dalam jangka panjang, hukuman berat untuk korupsi bukan hanya soal keadilan, tetapi juga tentang menjaga ketertiban sosial. Ketika kejahatan besar dihukum dengan setimpal, orang-orang di tingkat bawah akan berpikir dua kali sebelum menggunakan perbandingan sosial sebagai alasan untuk membenarkan perilaku buruk mereka. Ini adalah bentuk pencegahan yang efektif untuk memastikan bahwa masyarakat tidak terjerumus ke dalam spiral moral yang semakin dalam.
Kesimpulan
Teori Perbandingan Sosial memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana masyarakat melihat diri mereka sendiri dalam konteks perilaku buruk, khususnya korupsi. Ketika orang-orang membandingkan tindakan kecil mereka dengan kejahatan besar yang dilakukan pemimpin, mereka sering kali mencari pembenaran untuk tindakan mereka. Fenomena ini sangat berbahaya karena dapat merusak norma sosial dan mendorong perilaku buruk yang lebih meluas. Oleh karena itu, sangat penting bagi negara untuk memastikan bahwa korupsi, baik besar maupun kecil, dihukum dengan berat untuk mencegah krisis moral yang lebih besar di masyarakat.(KH.)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H