Belajar dari Negara Lain: Kebijakan yang Efektif
Indonesia bisa belajar dari negara-negara lain yang telah berhasil menangani kekerasan di sekolah dengan lebih efektif. Jepang, misalnya, menerapkan pendekatan yang sangat proaktif dalam mencegah perundungan. Di Jepang, sekolah-sekolah secara rutin mengadakan program pendidikan karakter yang mendukung sikap empati dan keterampilan sosial.Â
Para guru dilatih untuk mengenali tanda-tanda awal kekerasan atau pelecehan dan segera melakukan intervensi. Selain itu, Jepang memiliki kebijakan tegas yang melibatkan orang tua, sekolah, dan pihak berwenang dalam menangani setiap insiden.
Sementara itu, Swedia menjadi model bagi sistem perlindungan anak yang sangat kuat. Di Swedia, semua kekerasan fisik, baik oleh guru maupun oleh sesama siswa, dilarang keras, dan pelanggar akan menghadapi hukuman pidana.Â
Sistem pelaporan yang transparan dan penanganan psikologis bagi korban kekerasan menjadi prioritas, menciptakan lingkungan yang lebih aman di sekolah.
Amerika Serikat juga menghadapi masalah serupa dengan Indonesia, terutama terkait kekerasan fisik dan bullying di sekolah. Di sana, pendekatan berbasis "zero tolerance" diterapkan, di mana segala bentuk kekerasan akan langsung dilaporkan kepada pihak berwenang dan pelaku akan menerima sanksi berat. Program seperti "No Bully" dan "Safe Schools" dirancang untuk menciptakan budaya sekolah yang positif dan mendukung.
Apa yang Bisa Dilakukan Pemerintah Indonesia?
Melihat bagaimana negara-negara lain berhasil menangani kekerasan di sekolah, ada beberapa langkah yang dapat diambil pemerintah Indonesia untuk memperbaiki situasi:
1. Pencegahan dengan Pendidikan Karakter Â
Program pendidikan karakter harus menjadi bagian integral dari kurikulum sekolah. Mengajarkan nilai-nilai empati, toleransi, dan rasa hormat sejak dini dapat membantu mengurangi kecenderungan siswa untuk melakukan kekerasan. Guru juga perlu dilatih untuk mendeteksi tanda-tanda awal kekerasan dan melakukan intervensi.
2. Mekanisme Pelaporan yang Mudah dan Aman Â