Mohon tunggu...
Kris Hadiwiardjo
Kris Hadiwiardjo Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Eks Penulis Artikel Bisnis, Ekonomi, Teknologi Harian Pelita

Penulis adalah peminat bidang teknologi, Komputer, Artificial Intelligence, Psikologi dan masalah masalah sosial politik yang menjadi perbincangan umum serta melakukan berbagai training yang bekenaan dengan self improvement, human development dan pendidikan umum berkelanjutan bagi lanjut usia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat untuk Psikopat

10 Oktober 2024   15:26 Diperbarui: 10 Oktober 2024   15:29 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SURAT UNTUK PSIKOPAT

Saat ibuku memilihmu untuk menjadi suamiku, dia hanya melihat semua atribut gemerlap yang kau miliki: latar belakang keluargamu yang terpandang, gelar akademismu yang mengagumkan, caramu menginspirasi banyak orang dengan pidato-pidato yang begitu fasih, kemampuanmu menghafal kitab suci dengan sempurna, dan pujian tanpa henti dari kolega serta teman-teman yang mengangkatmu setinggi langit. Dia melihat dirimu sebagai lambang kesuksesan dan keamanan, berharap aku akan bahagia bersamamu.

Di dalam hatinya, dia percaya dia telah memberiku hadiah berupa kehidupan yang baik. Dan aku, sebagai anak yang patuh, menghormati pilihannya, meski kau adalah orang asing bagiku. Aku berharap seiring berjalannya waktu, cinta akan tumbuh di antara kita. Tapi bagaimana mungkin dia tahu bahwa dia telah membuka gerbang neraka untukku? Bagaimana mungkin dia tahu bahwa di balik pesona dan kehormatanmu, tersembunyi seorang monster?

Pada awalnya, kau baik. Kau memakai topeng itu dengan sangat baik. Tapi tak lama, kau mengubahku menjadi pelayan di rumahku sendiri---bahkan lebih buruk, seorang budak. Tuntutanmu tak kenal henti, dan setiap kali aku tak memenuhi permintaanmu dengan cepat, aku menerima kekerasan. Luka yang kau berikan di tubuhku bertahan berhari-hari, tapi luka yang kau torehkan di jiwaku akan bertahan selamanya. Dan yang paling kejam? Kau tertawa. Kau tertawa sambil menyakiti. Kau tertawa saat merendahkanku, menarik semua martabatku, mengurangiku menjadi sesuatu yang lebih rendah dari manusia.

Bagaimana aku bisa berpikir kau mampu bersikap baik? Bahkan sekarang, tawamu yang menghina masih menghantuiku. Kebahagiaan yang kau rasakan saat menyiksaku adalah sesuatu yang tak akan pernah kulupakan. Kau berbicara dengan begitu mudah, kata-kata kasar yang tak pernah kubayangkan bisa keluar dari seseorang yang seharusnya melindungiku.

Ibuku tahu sekarang, dan itu menghancurkannya. Dia terbaring di rumah sakit, dihantui oleh rasa bersalah karena telah menyerahkan putrinya kepada iblis. Kesehatannya hancur di bawah beban kengerian yang tak sengaja dia timpakan kepadaku. Dan aku, juga tak mampu lagi menanggungnya.

Di balik penampilanmu sebagai pria sukses, ada penyakit yang jauh lebih dalam dari yang bisa dilihat orang. Kau jauh di luar apa yang bisa kuberikan sebagai seorang istri. Kau membutuhkan bantuan yang hanya bisa diberikan oleh profesional, meskipun aku meragukan apakah mereka bisa menyentuh inti kegelapan di dalam dirimu.

Aku butuh awal yang baru, jauh dari mimpi buruk yang telah kau jebak. Aku bersama ibuku sekarang. Dia membutuhkan aku, dan aku juga perlu menemukan diriku kembali---tanpa dirimu.

Jangan datang mencariku. Jangan mencariku. Apa yang pernah ada di antara kita, sudah berakhir. Jika masih ada harapan untukmu, itu terletak pada caramu mencari bantuan sebelum kau menghancurkan orang lain.

Kau mengaku sebagai orang yang mengerti kitab suci, jadi kau pasti tahu: alam semesta punya caranya sendiri untuk menghukum mereka yang menyakiti. Beban dosamu akan kembali padamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun