A. Pengertian filsafat pendidikan Rekonstruksionisme
Bismillahirrahmanirrahim.Melanjutkan pembahasan dari awal yakni Progresivisme, Essensialisme, dan Perennialisme. Kali ini saya akan mengulas sedikit mengenai Aliran Rekonstruksionisme. Aliran ini merupakan tidak lanjut dari Progresivisme, bisa dikatakan Essensialisme pasangannya Perennialisme sedangkan Progresivisme pasangannya Rekonstruksianisme. Maksudnya bagaimana ? Jadi pada Rekonstruksionisme ini pembahasannya lebih kompleks atau mendalam terkait konsep maupun pengamatan sebuah konsepsi Pendidikan.
Rekonstruksionisme dikatakan lanjutan dari Progresivisme sebab aliran ini lahir atas dasar anggapan bahwa pada aliran Progresivisme hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada pada saat ini. Intinya dalam Progresivisme yaitu menginginkan sesuatu yang mengarah pada arah kemajuan atau berhaluan kepada arah perbaikan. Alirian Rekonstruksionisme muncul pada tahun 1930an.
Rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berupaya merombak tata susunan lama kepada  tata susunan hidup kebudayaan yang baru dan bercorak modern.Â
Aliran Rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa kebebasan serta keselamatan dunia merupakan tugas semua umat manusia, oleh sebab itu aliran ini membina serta mengembangkan kembali daya intelektual spritual yang sehat melalui pendidikan yang tepat.Â
Pembinaan menusia melalui nilai dan norma yang baik dan benar demi generasi masa kini dan yang akan datang. Sehingga nantinya mampu membentuk dunia baru dalam cakupan serta pengawasan manusia. Pusat kontrol atau sasaran pendidikan pada Aliran ini yakni pendidikan harus berfokus atau terpusat pada anak didik itu sendiri, bukan pada pengajar atau bidang muatan kurikulum.
B. Pemikiran Tokoh-tokoh Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme
1. Caroline Pratt, bagi Pratt merupakan nilai yang besar apabila seorang konstruksionis sosial mampu berpengaruh besar pada masa saat ini dengan jalan Sekolah perlu mengupayakan untuk mengembangkan dan menghasilkan manusia yang mampu berpikir secara efektif serta konstruktif.
2. George Count, ia berpandangan bahwa apa yang dibutuhkan oleh Masyarakat yang memiliki kecepatan pada perkembangan teknologi adalah rekonstruksi masyarakat, pembentukan serta perubahan tatanan dunia yang baru. Bagi counts peran sekolah akan benar- benar terlihat nyata sebagai agen pembaharu serta rekonstruksi sosial apabila sekolah mampu menjadi pusat bangunan masyarakat yg baru secara menyeluruh dan juga rasialisme.
3. Paulo Freire, dalam pandangan Paulo pendidikan bertujuan untuk membuka mata peserta didik agar nantinya mereka mampu menyadari kecerdasan serta potensi yang ada dalam dirinya masing-masing, untuk akhirnya ditransformasikan kepada lingkup sosial. Paulo Fiere berpendapat bahwa dalam proses belajar mengajar seorang guru bukan hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai yang diajar.Â
Dalam hal ini pula, murid bukan hanya sebagai pendengar saja, tetapi juga sebagai penyelidik serta pengkritisi. Mengapa demikian? Ini dimaksudkan agar nantinya murid mampu secara aktif terlibat dalam proses belajar mengajar. Apabila guru hanya sebagai pengajar dan murid sebagai pendengar, maka bisa dipastikan kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan efektif dan mungkin akan menimbulkan banyak informasi yang kurang tersampaikan secara detail.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H