Mohon tunggu...
Lucky Hermawan
Lucky Hermawan Mohon Tunggu... Penulis - Merupakan mahasiswa aktif IAIN Jember prodi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial

Jalani,nikmati dan syukuri

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Eksistensialisme

4 Mei 2020   22:49 Diperbarui: 4 Mei 2020   22:51 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Pengertian Eksistensialisme filsafat pendidikan

Eksistensialisme berasal dari kata eksistensi dari kata dasar (exsistency) yaitu exist yang berasal dari kata latin ex yang berarti keluar dan sistere yang berarti berdiri. Jadi, eksistensi berdiri dengan keluar dari diri sendiri. Aliran ini muncul pada abad ke-19 dan 20, eksistensialisme merupakan suatu aliran filsafat pendidikan yang pahamnya berpusat pada manusia yang bertanggung jawab atas kemauan yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar.

Eksistensialisme disini mempersoalkan keberadaan manusia, dan keberadaan itu dihadirkan lewat kebebasan dan tujuannya dalam pendidikan yaitu mendorong setiap individu agar mampu mengembangkan semua kemampuan atau potensi untuk pemenuhan diri, jadi eksistensialisme memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu.


B. Tokoh pemikiran eksistensialisme filsafat pendidikan

1. Jean Paul Sartre, ia menyatakan bahwa eksistensi lebih dulu ada dibanding esensi. Artinya, manusia akan memiliki esensi jika ia telah eksis terlebih dahulu dan esensinya itu akan muncul ketika manusia mati.

2. Soren Kierkegaard, ia menyatakan bahwa filsafat tidak merupakan suatu sistem,tetapi suatu pengekpresian eksistensi individual. Menurut Kierkegaard, manusia tidak pernah hidup sebagai suatu "aku umum", tetapi sebagai "aku individual" yang sama sekali unik dan tidak dapat dijabarkan kedalam sesuatu yang lain. Dengan demikian,. Kierkegaard memperkenalkan istilah "eksistensi" dalam suatu arti yang mempunyai peran besar pada abad ke-20.

3. Martin Buber, ia berpandangan bahwa manusia bahwa manusia mempunyai dua relasi yang fundamental berbeda, disatu pihak relasi dengan benda-benda dan dilain pihak relasi dengan sesama manusia.

4. Martin Heidegger, dalam filsafatnya iya mempunyai proyek utama yaitu mempertanyakan makna "ada". Apa sesungguhnya arti kata ada,apa penting dari konsep itu.

5. Karl Jaspers, ia menyatakan bahwa ada empat situasi batas yaitu, kematian,penderitaan,perjuangan dan kesalahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun