Mohon tunggu...
Sandy Sulistyo
Sandy Sulistyo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang mahasiswa yang sedang mencoba berbagi melalui tulisan. Get your pen and give inspiration for all people!! :) http://kribos.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Behind The Scene: "International Hijab Solidarity Day"

4 September 2012   15:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:55 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Dear Hijabees, ternyata 4 September ini diperingati sebagai International Hijab Solidarity Day. Ada beberapa versi yang menjadi latar belakang di deklarasikannya peringatan ini. Mengutip berbagai sumber, berikut Hijabee akan menguraikan beberapa cerita di balik International Hijab Solidarity Day.

Versi 1
International Hijab Solidarity Day (IHSD) ini dilatarbelakangi oleh adanya keputusan pemerintah London yang melarang mahasiswa untuk memakai simbol-simbol keagamaan, sehingga banyak warga muslim yang memprotes keputusan ini. hal; ini tentu aja menyulitkan muslimah untuk menutup aurat secara sempurna. Karena itu, pada tanggal 4 september 2004 diadakanlah konferensi London yang dihadiri oleh Syeikh Yusuf Al Qardawi, Prof Tariq R. dan juga 300 delegasi dari 102 organisasi Inggris International, ynag kemudian menghasilkan keputusan :
1. Menetapkan dukungan terhadap penggunaan jilbab
2. Penetapan tanggal 4 september sebagai hari solidaritas jilbab internasional (IHSD)
3. Rencana aksi untuk tetap membela hak muslimah untuk mempertahankan busana takwa mereka.

versi 2
International Hijab Solidarity Day (IHSD) awalnya diprakarsai para pemeluk Islam di 4 negara, yakni; Perancis, Jerman, Tunisia dan Turki. Karena di negara-negara tersebut para muslimah berhijab seringkali mendapat diskriminasi dan kesulitan. Para muslimah dilarang di Perancis. Banyak gadis muda berhijab diberhentikan dari sekolahnya karena berhijab. Sementara wanita Turki Muslim tidak diberikan perawatan medis dan akan dikeluarkan dari parlemen jika memakai hijab. Lalu di Tunisia wanita Muslim dibawa ke penjara dan disiksa jika mereka memakai hijab . Ini adalah beberapa contoh penganiayaan yang diderita oleh wanita hanya karena mereka mengikuti ajaran agama sebagai ekspresi iman mereka. Selain itu pada 4 september 2002, Perancis resmi melarang penggunaan hijab bagi warganya.

versi 3
Marwa Al-Sharbini, 32, meninggal dunia karena ditusuk oleh seorang pemuda Jerman keturunan Rusia pada Rabu 1 September 2009 di ruang sidang gedung pengadilan kota Dresden, Jerman. Saat itu, Marwa akan memberikan kesaksian dalam kasus penghinaan yang dialaminya hanya karena ia mengenakan Hijab.Belum sempat memberikan kesaksiannya, ada seorang pemuda Jerman menyerang Marwa dan menusuk ibu satu orang anak itu sebanyak 18 kali. Suami Marwa berusaha melindungi isterinya yang sedang hamil tiga bulan itu, tapi ia juga mengalami luka-luka dan harus dirawat di rumah sakit.

Meski pemerintah Jerman berusaha menutup-tutupi kematian Marwa Al-Sharbini, cerita tentang Marwa mulai menyebar dan mengguncang komunitas Muslim di berbagai negara. Untuk mengenang Marwa, diusulkan untuk menggelar Hari Hijab Internasional yang langsung mendapat dukungan dari Muslim di berbagai negara. Usulan itu dilontarkan oleh Ketua Assembly for the Protection of Hijab, Abeer Pharaon lewat situs Islamonline. Abeer mengatakan, Marwa Al-Sharbini adalah seorang martir bagi perjuangan muslimah yang mempertahankan jilbabnya. "Ia menjadi korban Islamofobia, yang masih dialami banyak Muslim di Eropa. Kematian Marwa layak untuk diperingati dan dijadikan sebagai Hari Hijad Sedunia," kata Abeer. Seruan Abeer disambut oleh sejumlah pemuka Muslim dunia antara lain Rawa Al-Abed dari Federation of Islamic Organizations di Eropa. "Kami mendukung usulan ini. Kami juga menyerukan agar digelar lebih banyak lagi kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang hak-hak muslimah di Eropa, termasuk hak mengenakan jilbab," kata Al-Abed.

Sebagaimana kita tahu Allah SWT dengan tegas telah menyampaiakn dalam firmannya, memerintahkan kaum wanita untuk menggunakan hijab : “Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)

“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (Q.S An-Nur: 31) Namun dalam praktiknya kadang ada keraguan dalam diri kita waktu memutuskan untuk berhijab. Sementara masih ada saudara-saudara muslim kita di luar sana yang sudah memantapkan hati namun bertubi-tubi cobaan menghampiri untuk menguji keimanan. Kekerasan tidak selayaknya dibalas dengan kekerasan, tapi tunjukkan bahwa kita adalah umat muslim yang berjihad dengan menunjukkan kelembutan dan kedamaian Islam.

Kita harus bersyukur hidup di Indonesia karena tidak merasakan apa yang saudara-saudara kita rasakan di "luar sana". Semoga cerita di atas dapat membangkitkan semangat kita untuk mempelajari Islam lebih dalam dan semakin membuat kita bangga bahwa hijab adalah identitas kita sebagai muslimah (R).

Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Sumber : http://hijabeesurabaya.blogspot.com/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun