Kini, mereka diam seperti ayah
Yang terjaga diteras tanpa baju.
Kadang melangkah begitu lembut umpama ninja,
Senyap kala lengang.
Namun, sesekali mengendap-endap dari bayanganÂ
Menjarah sepotong keju ibu dipojok rak.
Jilati piring adik yang sedikit amis.
Sebelum gelap usai pada penghujung yang larut,
Mereka bersenandung lirih tentang cinta dan damai,
Merapal mantra - mantra sarkas,
Mengeja lembutnya kata - kata satireÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!