Dahulu, tapak selebar jengkal
Muat sepasang kaki basa Â
Sebab ditimpa puing embun
Pekat pun merekat pada sela dahan
Berhias temaram pudar
Kuncup merekah merah
Aroma pagi sesekali menyeka indera
Peri - peri memetik kembang
Lebah menabur sari
Dan kurcaci merajut sutra
Diataas belalai sudra
Kini takan lagi ada
Hanya setapak penuh duka
Berisi pedih perih
Berisik  bagai ruang diskotik, politik, prostitusi
Harusnya, mereka penabur duka
Adadi diekerak bumi
Melebur bagai saripatih
~mfatihalhabi~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H