Mohon tunggu...
Kribo Aja
Kribo Aja Mohon Tunggu... melalang buana -

belajar dan terus belajar karena pelajaran tidak ada pernah ada habisnya hingga kita diakhirat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

kemerdekaan dan kemengan

21 Agustus 2012   19:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:28 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_201383" align="alignleft" width="300" caption="cicak2.com.au"][/caption] Seorang bocah akan tetap bernyanyi diperempatan lampu merah untuk mengais rejeki dari orang-orang akan mengasihani dirinya ketika akan menyanyikan sebuah lagu yang belum dia hafal jelas syairnya untuk menghibur para penumpang angkutan umum.

Dalam kehidupan seorang bocah akan tetap berjuang dijalanan dengan beresiko tinggi untuk memperjuangkan masa depannya dengan melakukan cara menghibur para penumpang angkutan diperempatan lampu merah. Ketika berkaca akan sebbuah perayaan HUT RI yang telah berlalu beberapa hari ternyata kemerdekaan yang kita rayakan hanya sebuah simbol dari sang penguasa. Mengapa akan ada anak yang masih berusia dini akan menghadapi kehidupan begitu keras untuk melanjutkan akan kehidupannya? Apakah dia tidak mempunyai orang tua ? ATAU apakah pemerintah akan bangga dalam kemiskinan dan kebodohan supaya akan tetap bisa dibodohi ?

Sebenarnya yang akan bertanggung jawab dalam kehidupan sang bocah siapa , kalau dalam keluarga akan kita tunjuk orang tuanya. Namun bila sianak tidak mempunyai orang tua ? apakah saudaranya yang akan mengasuh dia dan kemungkinan besar , kalau memang saudaranya akan bila mempunyai hati nurani. Terlepas dari orang tua dan saudaranya , untuk tanggung jawab kehidupan sang bocah bukankah akan sebuah tanggung jawab negara ? namun pemerintah akan menutup mata dan membiarkannya akan berkeliaran tetap berada dijalanan .

Dengan bangganya pemerintah akan menciptakan sat pol PP turun kejalanan untuk menggusur sang bocah dengan mengejar-ngejar bagaikan seorang penjahat kelas berat dengan membawa pentungan untuk siap memukul sang bocah yang sedang asyik menyanyikan lagu andalannya untuk mencoba menghibur penumpang angkutan.

Letak kesalahan kemiskinan akan diletakkan pada sang Bocah yang sehari-harinya mengais rejeki dijalanan dengan menghibur penumpang angkutan yang berhenti diperempatan lampu merah. Hari demi hari sang bocah akan menjadi bulan-bulanan sat POL PP dijalanan , karena bila tidak ada anak jalanan atau pedagang kaki lima SAT POL PP akan makan gaji buta . Makanya anak jalanan akan tetap dibiarkan dan pedagang kaki lima akan tetap digusur tanpa ada solusi , dan inilah kekejaman sebuah negara terhadap kehidupan masyarakat kecil.

[caption id="attachment_201384" align="alignleft" width="300" caption="arrosyadi"]

13455780201686028552
13455780201686028552
[/caption] Seiring berjalanya waktu tiba akan sebuah hari kemengan untuk umat beragama muslim sebuah raut wajah sang bocah meringis sedih ketika melihat orang-orang dengan begitu ceriah akan menyambut hari raya idulfitri dengan memakai baju baru dengan belaian kasih sayang orang tua . Tapi seorang sang bocah tidak akan mengenal kasih sayang sesungguhnya dari orang tuanya karena dia sama sekali tidak mengenali siapa orang tuanya dan dia dilahirkan seperti apa. Apaka dia dilahirkan dengan kasih sayang , yang dia tau bisa besar dengan sebuah kehidupan dalam keterhinaan. Sang bocah tidak bisa lagi akan membedakan kesedihan dan kebahagian dimana dia telah menelan kehidupan yang sangat keras dan berat untuk memperjuangkan masa depannya.

Dan sang bocah hanya bisa melihat kebahagian orang lain merayakan idulfitri dengan suka cita , dalam diri seorang bocah akan tetap meratap nasib dengan menempatkan dirinya berada tetap dalam kepedihan kehidupan. Karena bila dia akan merayakan sebuah hari raya idul fitri dia akan mempunyai uang untuk bisa menikmatinya, memang orang bilang uang bukanlah segalanya,,,,dan kalau dia akan tetap merayakan hari raya idulfitri dia akan tetap kelaparan bila merayakan idul fitri . karena dalama kehidupan sang bocah bukanlah memiliki orang tua yang akan memberikannya perhatian seperti anak-anak lainnya yang masih dinafkahi orang tuanya.

Jadi sebuah perayaan hari idulfitri akan tetap mengais reziki dijalanan mengharapkan belas kasihan dari orang-orang yang akan merayakan hari kemenangan dihari raya idul fitri .sang bocahhnya bisa bermain dijalanan dan merayakan hari raya dijalanan dengan membahayakan dirinya karena dengan resiko apapun dia akan menikmati kehidupannya dengan kekerasan.

Dan apa lagi dengan kata mudik sang bocah akan membuatnya menangis dengan tak berdaya karena bila ada kata mudik sang bocah akan muncul pertanyaan yang belum bisa terjawab, Kemana dia akan mudik atau siapa yang akan dijumpai dan siapa orang tuanya siapa . seumur hidupnya akan menyksa dirinya dalam sebuah penasaran dengan keberadaannya dibumi ini , dan kenapa akan dia tumbuh besar tanpa orang tua dan kasih sayang. Untuk membuang semua akan kesedihan ini dia akan tetap bernyanyi dan bernyanyi dengan melanjutkan kehidupannya untuk hari esok, dengan melanjutkan pekerjaannya untuk menanti sebuah angkutan yang akan disinggahinya.

Dengan sebuah lagu yang akan dinyanyikan utnuk menghibur para penumpang dengan menyayikan sebuah lagu religi , dan sebuah pernyataan meminta maaf dari dirinya kepada penumpang angkutan agar segala kesalahan yang pernah diperbuat dijalanan atau yang tidak berkenan dengan hati penumpang supaya memaafkan nya sengaja maupun tidak sengaja , karena setiap orang akan mempunyai kesalahan dan kekhilapan yang pernah sang bocah lakukan .

Sang bocah malu ketika akan bertemu teman-teman karena dirinya setiap hari berada dipersimpangan dan bahkan merayakan hari raya idulfitri pun tetap berada dijalanan. Tapi sang bbocah bukanlah malu bukanlah menjadi penghalang akan kehidupannya kedepan karena sang bocah Hidupku bukan dinafkahi orang tua melainkan mencari nafkah sendiri.

Hari menjelang malam sang bocah berlalu dan menghilang dengan tanpa arah dikerumunan orang-orang yang berlalu lalang .

Kami segenap anak jalanan indonesia berkenan mengucapkan

Selamat Hari Raya Idulfitri

Minal Aidin Wal Fizin ( Mohon Maaf Lahir Dan Bhatin )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun