Mohon tunggu...
Kribo Aja
Kribo Aja Mohon Tunggu... melalang buana -

belajar dan terus belajar karena pelajaran tidak ada pernah ada habisnya hingga kita diakhirat

Selanjutnya

Tutup

Humor

Dibalik Kegelisahan

14 Agustus 2012   19:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:46 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Termenung kumenatap awan putih bergemilang dilangit biru

Menelusuri dunia dengan arah yang tak pasti dimana akan singgah

Tiada rasa lelah awan-awan dihembuskan angin yang tak berarah

Seakan awan bergemuru dan berkabut membendung terang sinar mentari .

Awan bagaikan kesucian dari lambang kehidupan dilangit biru

Karena awan putih dan bersih terlihat akan mata manusia

Kebersihan dan kesucian tak selamanya suci dan bersih

Seperti awan tak selalu bersih , bisa murung memberi kegelapan didunia

Bumi adalah tempatku berpijak , telah memberikan kehidupan sesungguhnya

Dan kerakusan yang telah terlahirkan dibumi untuk menghabisi seisi bumi

Angin memberiku nafas kehidupan

Yang sesuka menghirup dan membuang

Dan kesombongan manusia tidak akan pernah mengucapkan

Rasa terima kasih dengan nafasnya .

Air memberikan kukehidupan

Namun keserakahan mengjarkanku untuk

Mengotori sungai-sungai yang mengalir dengan tenang

Dan sumber air telah kehilangan fungsi

Menjadi sebuah kapitalis dalam kehidupan manusia

Banyak hal yang membuat kita seakan seperti orang gila

Karena dengan segala tingkah manusia yang semakin aneh....

Seperti hutan dan pohon tidak lagi asri untuk memberikan kenyamanan

Bagi semua mahluk hidup yang ada didunia .

Bahkan pohon telah menangis untuk tempat dia tumbuh dibumi

Karena setiap pohon tumbuh segera akan ditebang keserakahan manusia

Binatang tak lagi terlihat dan tak lagi menghibur dipagi hari dengan nyanyiannya

Karena semua telah musnah diburu kerakusan

Dengan ganasnya memburu binatang untuk dijadikan santapan manusia

Dan bahkan menjadi barang mahal untuk dijadikan pasaran bisnis manusia .

Manusia bagaikan mahluk hidup pemangsa nomor satuu dibumi..........

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun