Halo semuanya! Pada kesempatan kali ini, saya akan mengulas tentang "Apakah transportasi senyawa organik dan nonorganik pada sel tumbuhan lebih lambat dibandingkan sel hewan?"
Mungkin banyak dari kalian yang bertanya tentang hal ini setelah mendengar dari guru kalian, mungkin. Entah karena kalian sedang berada di kelas 11 (sama seperti saya), atau hanya penasaran saja setelah belajar tentang sel pada pelajaran biologi yang kalian dapatkan di sekolah.
Sebelum memulai pembahasan tentang "Mana yang lebih cepat? Transportasi senyawa pada sel tumbuhan atau hewan?" tentunya kita harus tahu dulu, "Apa itu sel?"
Sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel dapat melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia yang ada pada sel, untuk bertahan hidup. Kebanyakan makhluk hidup tersusun dari sel tunggal, atau yang biasa disebut organisme uniseluler. Contohnya ada bakteri dan amoeba. Tumbuhan, hewan, dan manusia termasuk ke dalam organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Misalnya tubuh manusia yang tersusun lebih dari 1013sel. Seluruh tubuh organisme terbentuk dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya tubuh bakteri yang berasal dari pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari pembelahan sel telur induknya yang sudah dibuahi.
Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika berdiri sendiri-diri. Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang membangun organ yang membentuk tubuh organisme tersebut. Contohnya ada sel otot jantung yang membentuk jaringan otot jantung pada organ jantung yang menjadi bagian dari sistem organ peredaran darah manusia. Sel sendiri tersusun atas banyak komponen yang disebut organel. Â
Lalu apa itu senyawa organik? Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon (kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon). Pada zaman awal ditemukannya, senyawa-senyawa organik ini dianggap hanya dapat ditemukan dari makhluk hidup saja karena diyakini, senyawa organik adalah hasil dari daya yang dimiliki makhluk hidup (vital forceatau vis vitalis). Tapi anggapan ini dipatahkan oleh Friederich Wohler yang pada tahun 1828, berhasil membuat urea, yang merupakan senyawa organik, dari amonium sianat (senyawa anorganik). Sedangkan, senyawa anorganik adalah senyawa pada alam (yang terdapat dalam tabel periodik) yang menyusun material/benda mati.
Perbedaan senyawa organik dan nonorganik terletak di fungsi dan sifat/karakteristik senyawanya. Diantaranya:
Senyawa organik banyak berperan sebagai bahan bakar, sedangkan senyawa organik tidak.
Titik lebur dan titik didih senyawa organik umumnya lebih rendah dibandingkan dengan senyawa anorganik (misalnya Napthalen memiliki titik didih 218C, sedangkan sodium klorida  titik didihnya 1465C.
Kelarutan yang dimiliki senyawa organik lebih kecil daripada senyawa anorganik.
Senyawa organik bisa berisomerisasi (isomer: senyawa-senyawa yang punya rumus molekul sama, tapi memiliki rumus bangun yang berbeda), sedangkan senyawa anorganik tidak.