Sesak begitu cepat menyelusup kedalam rongga dada.
Hal-hal menyesakkan itu menyapa malamku lagi.
Seolah tak rela aku menikmati malam yang tenang.
Keadaan pahit silih berganti mengelilingiku.
Semacam pertanda apa ini aku tak mampu menerka.
Semula kamu datang menghiburku, seutas senyum pun dengan tulus aku lepaskan.
Tapi lama-kelamaan kamu menuntut kesempurnaan.
Aku tak sanggup.
Hingga akhirnya kamulah pencipta masa-masa terkalut dalam hidupku.
Kurebahkan tubuh ini sambil mata memejam, aku berusaha merogoh kembali masa kejayaan hatiku.
Didalam mimpi, sekilas wujud bayangan kesedihan dan kebahagiaan terlihat sedang terlibat dalam peperangan serius.
Aku berharap Malaikat berkenan ikut campur dalam pertarungan sengit itu.
Setelah begitu lelah, aku jatuh.
Terlalu lelah hingga tak sempat menyaksikan akhir dari peperangan itu.
Mungkin aku tak harus tau, biar itu menjadi misteri kemudian menjelma sebagai hal terindah.
Jawaban atas kegigihanku selama ini. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H