
Saat ini, pembatasan sosial yang ditetapkan oleh Pemerintah sudah mulai dilonggarkan. Kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah sudah mulai menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM). Melihat situasi ini, Puskesmas Kramat Jati bekerja sama dengan Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat dan Pencegahan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia berupaya untuk melakukan pendataan mengenai kondisi kesehatan gigi dan mulut masyarakat di Kelurahan Kramat Jati serta membuat program berkelanjutan yang dapat mendukung kesehatan gigi dan mulut di masa pandemi.
Survei kesehatan gigi dan mulut dilakukan menggunakan kuesioner online dan pemeriksaan klinis pada lima kelompok usia berdasarkan rekomendasi WHO, yaitu kelompok usia 5 tahun, 12 tahun, 15 tahun, 35-44 tahun, dan 65-74 tahun. Survei meliputi pendataan mengenai persepsi dan perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut, kualitas hidup terkait kesehatan gigi dan mulut, literasi kesehatan gigi dan mulut, serta media sosial dengan frekuensi tertinggi yang digunakan pada setiap kelompok umur.
Pengisian kuesioner dilakukan oleh orangtua siswa PAUD Permata Bunda, TK Harapan 1, serta TK Negeri Kramat Jati 01, siswa/i SDN 01 dan SDN 07 Kramat Jati, siswa/i SMPN 49 dan SMPN 281 Jakarta, kader lansia berusia 35-44 tahun, dan lansia berusia 65-74 tahun. Pemeriksaan klinis dilakukan pada siswa/i TK/PAUD, SD, SMP, kader lansia, serta para lansia yang menjadi responden.
Hasil analisis data menunjukkan rata-rata 85% responden mengalami karies gigi atau gigi berlubang, 100% responden merasakan adanya dampak negatif pada kualitas hidup mereka akibat masalah kesehatan gigi dan mulutnya, serta lebih dari 80% masyarakat masih membutuhkan peningkatan literasi kesehatan gigi dan mulut.
Oleh karena itu, didasari masih tingginya prevalensi gigi berlubang serta diperlukannya peningkatan literasi kesehatan gigi dan mulut di Kelurahan Kramat Jati, dilakukan beberapa program pada setiap kelompok umur, yang secara garis besar meliputi program pelatihan deteksi gigi berlubang pada guru TK/PAUD, siswa/i SD dan siswa/i SMP selaku Dokter Gigi Kecil pada sekolahnya masing-masing, serta kader lansia di Kelurahan Kramat Jati, aplikasi material pencegah gigi berlubang pada siswa/i TK/PAUD, SD, dan SMP, serta edukasi kesehatan gigi dan mulut melalui media sosial.
Program edukasi dan pelatihan deteksi gigi berlubang dilakukan pada kader (training of trainers) dan dilakukan dengan memberikan penjelasan mengenai penyebab dan tanda-tanda gigi berlubang, bau mulut, penyakit gusi, konsumsi makanan yang dapat memicu gigi berlubang, cara menjaga kesehatan gigi dan mulut, serta tatalaksana permasalahan gigi dan mulut. Aplikasi material preventif meliputi aplikasi silver diamine fluoride pada gigi siswa/i TK/PAUD yang berlubang untuk menghentikan progresinya, aplikasi pit & fissure sealant pada siswa SD, serta aplikasi fluoride varnish pada siswa SMP untuk mencegah terjadinya gigi berlubang. Selain itu, dilakukan pula edukasi menggunakan media sosial youtube, whatsapp, instagram, serta line.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, terjadi peningkatan kemampuan dalam mendeteksi gigi berlubang pada para peserta program. Dengan tercapainya hal ini, diharapkan para kader, baik guru, para dokter gigi kecil, maupun para kader lansia, dapat mengaplikasikan hasil pelatihannya dan memberikan informasi yang telah diterimanya kepada masyarakat lain.
Link Youtube Senyum Sehat FKG UI: https://www.youtube.com/channel/UCsTCXI6m4GQ_acIe5Vj_YdQ/featured
Website: https://sites.google.com/view/kramat-jati-2-2022/beranda
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI