Google Maps pasti sudah tidak asing ditelinga kita. Google Maps adalah salah satu aplikasi peta online gratis dari Google yang dapat diakses melalui browser web dan bergantung pada fungsionalitas GPS. Meskipun bermanfaat untuk navigasi, keakuratan Google Maps seringkali tergolong sedang bahkan rendah.Â
Seorang pengguna Google Maps asal California, Amerika Serikat, bernama Philip Paxson diberitakan mengalami kecelakan dan meninggal dunia. Hal ini dikarenakan petunjuk arah yang diberikan Google Maps tidak akurat.Â
Kejadian ini bermula ketika Philip Paxson sedang dalam perjalanan pulang dari Florida ke rumahnya di Hickory, North Carolina, pada 30 September 2022. Paxson menggunakan Google Maps sebagai petunjuk arah. Hal ini dikarenakan keluarganya baru pindah ke area tersebut dan masih belum terbiasa dengan situasi jalanan di sana.Â
Ternyata, Google Maps mengarahkan Paxson melalui jembatan yang telah runtuh sejak 2013 dan belum diperbaiki hingga saat ini. Paxson mengikuti arahan Google Maps dan jatuh ke sungai dengan kedalaman enam meter. Akibatnya, Paxson meninggal dunia. Kejadian diatas membuat banyak orang takut menggunakan Google Maps. Dilansir dari Kompas.com pada hari Rabu, 11 Oktober 2023.Â
Pada umumnya, Google Maps dapat memberikan informasi lokasi untuk membantu pengguna mencari rute perjalanan yang akan dituju. Selain lokasi alamat rumah, Google Maps juga dapat menunjukkan objek seperti jalan, rumah, gedung, lampu lalu lintas, dan lainnya dari area yang dicari oleh pengguna.Â
Google Maps sendiri menggunakan data geospasial yang dikirimkan oleh satelit ke aplikasinya untuk memberikan informasi tentang permukaan bumi, struktur bangunan, dan jalan raya. Namun, Google Maps sering membuat pengguna kesasar dari lokasi yang ingin dituju karena beberapa faktor.
Faktor yang pertama, Google Maps mencakup banyak hal seperti struktur bangunan, jalan raya, lalu lintas, dan permukaan bumi. Meskipun begitu, data geospasialnya tidak lengkap. Aplikasi Google Maps mencantumkan area yang tidak tercakup sepenuhnya, sehingga membuat pengguna kebingungan dan kesasar dari lokasi yang ingin dituju.
Faktor kedua adalah pengguna Google Maps tidak melampirkan alamat lengkap. Dalam kasus ini, Google Maps hanya memberikan alamat utama daripada alamat spesifik lokasi yang ingin dituju, sehingga aplikasi Google Maps hanya memberikan alamat utama dan membuat pengguna mengikuti arah yang diberikan Google Maps dengan risiko kesasar.Â
Faktor ketiga adalah jalan akan sering berubah seiring waktu. Kondisi jalan pasti akan berubah dan itu berarti akan ada perbaikan jalan, sehingga aplikasi Google Maps harus melakukan pembaruan data geospasial. Namun, hal ini tidak sesuai dengan realita karena pembaruan aplikasi biasanya memerlukan waktu dan tidak dapat dilakukan secara instan.Â
Google Maps membuat perjalanan menjadi lebih mudah, tetapi setiap teknologi pasti memiliki kekurangan, seperti aplikasi Google Maps. Sebagai contoh, estimasi waktu tiba di lokasi yang tidak akurat, kesalahan arah rute yang dituju, atau ketidaksesuaian kondisi jalan yang diprediksikan dapat menjadi masalah.
Oleh karena itu, sebagai pengguna, kita harus selalu melakukan persiapan yang matang untuk perjalanan dengan bantuan Google Maps, mencari informasi tentang tempat yang akan kita tuju, dan melaporkan rute yang salah ke pihak Google Maps agar mereka dapat memperbarui data geospasial, sehingga perjalanan kita aman tanpa kendala.Â