Sebagaimana kita tahu di Amerika Serikat, akhir november, tepatnya hari ini, adalah hari thanksgiving. Sebuah ritual nasional untuk mengingkapkan rasa syukur atas kesempatan kehidupan di tanah yang boleh mereka tinggali. Maka siapapun bisa dan dengan sukacita merayakannya. Tak peduli apapun latarbelakang agama, etnisitas, kebangsaan, dan warna kulit mereka. Semua bisa memperkaya makna dan dengan kreatif menyelenggarakan perayaan ritual dengan sukacita.
Persis sama seperti ketika di kampung-kampung nusantara menyelenggarakan ritual upacara perayaan bersih desa, barikan, slametan, dan ruwatan. Ritual nasional thanksgiving adalah perayaan relasional yang menyediakan ruang kehidupan bagi seluruh anggota masyarakat.
Dalam hal keterlibatan dalam relasi itu, ritual bersyukur di Nusantara pada umumnya tidak sekedar dengan manusia lain yang berbeda belaka, melainkan juga mengakui dan merangkul eksistensi makhluk lain yang kelihatan atau tidak, yang berwujud atau tidak. Ritual, dalam apapun bentuknya selalu bersifat spiritual. Memperlihatkan sejauhmana keluasan pikir dan rasa manusia terhadap lingkungan hidup yang ada di sekitarnya.
Oleh karena itu, baik jika kita pertimbangkan adanya Hari Bersyukur Nasional yang melampaui sekat-sekat - terutama - yang biasanya dijadikan polemik perdebatan nir faedah oleh agama-agama yang bersemangatkan kolonialis menghancurkan tak menghormati tradisi spiritualitas lokal yang telah ribuan tahun menghidupi masyarakat Nusantara.Â
Hal ini tentu bukan bermaksud untuk mundur dan seolah mengglorifikasi kekunoan ritual yang tidak nampak bentuk bakunya secara masal, sebagaimana keragaman ekspresi ritual bersyukur di tiap-riap kampung. Tujuan utamanya adalah menanamkan rasa syukur atas berkat rahmat sang kuasa di Nusantara, yang telah dan akan terus berlapang dada menyediakan kehidupan bagi segala polah tingkah manusia dari manapun asalnya dan apapun yang dipercayainya.
Hari Bersyukur Nasional diperlukan bukan saja karena kita adalah masyarakat yang religius dan ritualistik, melainkan juga untuk terus mengabarkan kepada generasi mendatang tentang pentingnya sikap menghormat pada bumi tanah air dan segala isinya bagi kelestarian hidup bersama. Bersyukurlah kita telah menjadi bagian dan saksi hidup peradaban Nusantara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H