Mungkinkah ada sebuah bisnis tanpa mengkapitalisasi? Adakah jenis Bisnis murni  berdasarkan relasi manusiawi yang memberi ruang pada kedewasaan, kemandirian, dan kehidupan bersama dengan adil?Â
Pendek kata, bisakah sebuah bisnis dibangun berpondasi nilai-nilai dan yang dijalankan tanpa manipulasi sebagai proses hidup bersama dengan penuh makna?
Kalaupun ada atau coba dibayangkan ada, setidaknya rantai budaya ekonomi yang makin terikat tersambung kuat saling menghisab antara produksi - distribusi - konsumsi yang belakangan digembirai oleh komersialisasi birokrasi dan cara hidup enterpreneurship promotif, perlu diregang menjadi seluruhnya lingkaran perjumpaan manusiawi sebagai ganti lingkaran setan bunuh diri massal.Â
Tangan-tangan tidak kelihatan dalam logika ekonomi global perlu dinampakkan wajah dan seluruh badannya agar transparan dan akuntabel bagi kemanusiaan pun bagi kelestarian alam.
Tentu akan melibatkan banyak pihak, mempertanyakan banyak regulasi, dan terutama membongkar pemaknaan terhadap segala hal yang terhubung pada jaringan ekonomis itu. Diantaranya adalah makna kepemilikan, pemanfaatan, tujuan, dan proses segala bentuk aktivitas ekonomis itu sendiri.Â
Saya yakin bahwa kesejahteraan sosial bisa berjumpa dengan keadilan berpihak (pada yang lemah), teknologi bisa berjumpa dengan ilmu yang berhati (etika kearifan lokal), dan idea-idea tentang dunia dan yang lantas menghasilkan idea tentang surga bisa dijumpakan dengan realitas holistik manusiawi dengan alam dan lingkungannya.Â
Inilah perjumpaan peradaban yang terus dicoba ditemukan formula terbaiknya dalam proyek-proyek idiologi dan ekonomi politik dunia. Tak terelakkan.
Nilai-nilai dalam Bisnis
Produktifitas, efisiensi, hasil maksimal dari sumber minimal, kedisiplinan-keteraturan efektivitas, kemudahan akses dan teknologi, dan lain sebagainya sudah lama menjadi lazim merupakan nilai-nilai utama bagi sebuah usaha bisnis.Â
Konsekuensinya berdasarkan perkembangan teknologi informasi bisa dibayangkan. Apalagi dengan iklim politik global jaman akhir peradaban yang makin kehilangan kesadaran pada kemanusiaan dan lingkungan alam.