Di desa, jika jalan utama desa ditutup untuk keperluan masyarakat, ada banyak alternatif yang tetap tersedia agar jalur interaksi manusia itu tidak terhenti total. Kemacetan yang terjadi di kawasan yang sedang bertumbuh dan berkembang, selain penataan ruang yang sentralistis juga karena semakin menjamurnya pemblokiran jaringan alternatif jarur interaksi manusia oleh pabrik besar, gedung besar, dan (yang sekarang paling marak) adanya gated community. Perumahan-perumahan yang one gate dan diberi barikade keliling dengan tembok tinggi, telah memutus dan memblokir alternatif jalur, yang pada gilirannya menumpahkan semua arus interaktif itu di jalan besar.
Para perencana tahu, bahwa ada banyak cara dan strategi yang menguntungkan semua pihak dalam melakukan rekayasa gerakan interaktif manusia. Memikirkan sistem transportasi tanpa melihat lebih jeli pada perkembangan dan kemunduran jaringan jalur interaksi manusia, sangatlah tidak mungkin. Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan tentu juga perlu fokus pada manusianya dan gerakan interaksinya dengan orang lain. Jikalau hanya jalan raya adalah satu-satunya jalur gerakan interaksi manusia, tentulah jalan raya itu penanggung beban terbanyak, dan dimanapun, di desa kecil sekalipun, situasi seperti ini akan menimbulkan masalah transportasi.
Dari paparan di atas, saya hanya ingin menegaskan bahwa perencanaan integratif antar wilayah dalam sebuah kawasan tertentu, sekalipun fokus pada sinergitas sistem transportasinya, yang perlu diperhatikan dan diajak berpikir bersama adalah terutama orang-orang yang paling banyak menjumpai pengalaman bagaimana bisa mengatasi dan berkelit dari kemacetan, orang-orang yang merekayasa gerakannya untuk berjalan dipinggir jalan dan menyeberang jalan dengan cara jalan kaki agar dapat ditempuh dengan efisien, orang-orang yang selama ini terus berusaha agar jaringan alternatif perpindahan barang dan jasa tetap berlangsung.
Dengan melihat betapa kayanya aset-aset yang dimiliki Malang Raya, terutama aset berupa sumber daya manusianya, menurut saya untuk menghargai apa yang sudah ada, menjalankannya dengan maksimal apa yang sudah berjalan baik, dan menemukan sistem managemen terbaik bagi infrastruktur dan alat transportasi yang sudah ada di Malang Raya nampaknya tidaklah terlalu sulit.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H