Mohon tunggu...
Kotik Aptiyas
Kotik Aptiyas Mohon Tunggu... -

successful build a good history at Satya Wacana Christian University Salatiga 2016 and hope to continuing it in the other place, with a different people and a better me :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Perempuan & Tuhannya

7 November 2013   21:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:28 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu malam, di dalam mimpi, seorang perempuan sedang berbincang dengan Tuhannya. Perempuan itu bertanya, “Tuhan, aku ingin bicara, menceritakan apapun yang ku alami setiap hari di dunia ini, tapi aku tidak tahu kepada siapa aku harus bicara, tidak ada satupun yang ingin mendengarku mereka tidak mengerti.” Lalu Tuhan menjawab, “Carilah! Aku telah siapkan seseorang untuk mu!”

Perempuan itu bertanya-tanya, siapa yang dimaksud Tuhan. Di malam berikutnya, ia kembali menemui Tuhannya. “Tuhan, aku sudah menemukannya, dia bisa mendengarku, tapi dia sudah pergi. Mungkin dia lebih bahagia jika bukan denganku.”

Tuhan kembali menyuruhnya mencari. Akhirnya, perempuan itu bertemu seseorang. Tidak lama, perempuan itu kembali lagi kepada Tuhannya, “Tuhan, aku menemukannya lagi, tapi dia jahat. Dia bukanlah laki-laki baik. Dia brengsek. Lebih brengsek dari iblis yang kau ciptakan dari api.”

“Carilah lagi !” Jawab Tuhannya.

Di suatu malam, ia kembali kepada Tuhan. Ia berkata bahwa ia telah menemukan siapa yang ia cari. “Aku menemukannya lagi, tapi dia sibuk Tuhan, dia tidak pernah ada untukku. Aku harus bagaimana lagi?”

“Cobalah menulis !”

Perempuan itu mengangguk mengerti. Ia menuruti apa yang dikatakan Tuhan. Akhirnya ia menulis berbait-bait. Setiap ia gelisah, ia menulis, menulis dan menulis lagi. Ia merasa seruan Tuhan telah menolongnya meski sedikit. Tapi, ia kembali lagi kepada Tuhan sambil menangis tersedu-sedu.

“Tuhan, aku telah menulis. Tapi semua orang bosan melihat tulisanku, mereka tidak suka pada apa yang ku tulis. Apa lagi yang harus ku lakukan Tuhan? Apakah aku harus diam?”

Lalu Tuhan tersenyum padanya. Dia menaikkan dagunya, menghapus air matanya, dan mengusap pipinya dengan tangannya yang lembut, lebih lembut dari segala kain yang ada di dunia ini.

“Akhirnya kau tahu apa yang harus kau lakukan.”

“Apa maksud-Mu ya Tuhan ku..???”

“Diamlah kalau menurutmu itu lebih baik. Bicaralah hanya kepada-Ku, karena Aku adalah sebaik-baiknya tempat kembali. Bicaralah sesukamu dan curahkanlah air matamu di hadapanku. Setiap hari, bahkan setiap jam. Maka aku tidak akan pernah bosan melihatnya, dan mengasihimu.”

“Terimakasih Tuhan, aku akan diam, dan aku hanya akan berbicara hanya kepada-Mu.” Perempuan itu tersenyum dalam dekapan Tuhannya.

“Ingatlah ! Aku akan meningkatkan derajat orang-orang yang bersabar. Maka bersabarlah terhadap siapapun yang membuatmu menangis. Lalu kembalilah kepada-Ku. Aku ada dimana pun kau mau. Bahkan Aku lebih dekat dari urat nadimu sendiri. Percayalah.” (qtc)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun