Mas Ony Jamhari, ketua Koteka 2022 juga hadir untuk membagikan kesan dan pesannya selaku panitia gabungan. Sebagai orang yang sudah lama tinggal di Bogor karena karir, ternyata banyak sekali tempat di pelosok yang membuatnya terkejut, "ada ya, tempat bagus seperti ini di Bogor dan baru saja dikunjungi."Â
Meski sempat bergabung pada sore hari karena ada acara seminar, mas Ony merasa menikmati sekali jalan-jalan bersama rombongan. Selaku ketua dan pribadi, mas Ony mengucapkan terima kasih kepada dispar kota Bogor dalam hal ini diwakili Kang Ara, Nurul, dan Mira yang membantu panitia dalam persiapan dan menjalankan acara di lapangan pada hari H, termasuk para sponsor. Tanpa kerjasama network yang erat, acara tidak akan bisa diselenggarakan dengan baik.
Mbak Nisa, selaku salah satu sponsor yang hadir juga mengatakan sangat senang dicolek mas Ony untuk menjadi sponsor acara. Kepercayaan panitia dalam memperkenalkan produk UMKM ini sebuah terobosan yang baik.Â
Ia juga mengusulkan andai hasil UMKM diberikan tempat stragegis seperti halte bus, stasiun kereta dan lainnya, di mana ada vending maschine untuk menjual produk UMKM nya.Â
Ditanggapi kang Ara bahwa mesin itu investasinya mahal, sudah ada di beberapa titik tapi belum merata karenanya. Tapi dianggapnya ini usul yang bagus karena dengan begitu produk akan cepat dikenal masyarakat yang hilir mudik di sana.Â
Berkenaan dengan wisata di Bogor, mbak Siti dari Bonn yang menjadi peserta Kotekatalk-114 juga mengusulkan supaya nanti suatu hari ketika Bogor sudah menjadi tempat wisata andalan bagi wisatawan lokal dan mancanegara, harganya tidak dibedakan jauh. Selama ini harga tiket di Borobudur misalnya atau tempat-tempat iconic lainnya harganya sangat menjulang bagi wisatawan asing.Â
Kang Arka membenarkan apa yang disampaikan mbak Siti. Dan menyetujui jika perbedaannya tidak dilakukan secara mencolok.Â
Ditambahkan oleh mbak Dyah dari Hamburg. Ia ada ide jika paket wisata yang akan dipasarkan ke turis asing disesuaikan dengan kebutuhan. Contohnya dari faktor privasi. Ini sangat berbeda dengan sudut pandang orang Indonesia. Makanya, ini harus dikaji lagi.Â
Dari Bogor, kita ke Jakarta, deh....Â
Yup. Kompasiana ultah ke-14. Sudah ABG. Banyak sekali kemajuan yang diraih. Tapi tentu saja ada catatan yang harus diperbaiki di masa mendatang. Untuk itu, Koteka mengangkat tema "Warna-Warni Kompasianival" dengan mengundang mbak Wahyu Sapta, sebagai The Best in Fiction tahun 2018. Ia sudah hadir pada tahun 2017 sebagai kandidat salah satu award.Â
Jauh-jauh dari Semarang, mbak Wahyu datang ke pesta blogger akbar di tanah air. Mengapa? Apa yang diharapkan mbak Wahyu ke Jakarta?Â