Mohon tunggu...
Koteka Kompasiana
Koteka Kompasiana Mohon Tunggu... Administrasi - Komunitas Traveler Kompasiana

KOTeKA (Komunitas Traveler Kompasiana) Selalu dibawa kemana saja dan tiada gantinya. | Koteka adalah komunitas yang didesain untuk membebaskan jiwa-jiwa merdeka. | Anda bebas menuliskan apapun yang berkaitan dengan serba-serbi traveling. | Terbentuk: 20 April 2015, Founder: Pepih Nugraha, Co-founder: Wardah Fajri, Nanang Diyanto, Dhave Danang, Olive Bendon, Gana Stegmann, Arif Lukman Hakim, Isjet, Ella | Segeralah join FB @KOTeka (Komunitas Traveler Kompasiana) Twitter@kotekasiana, Instagram @kotekasiana dan like fanspage-nya. Senang jika menulis di Kompasiana, memberi tag Koteka dan Kotekasiana di tiap tulisan anda! E-mail: Kotekakompasiana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Event Komunitas Online Artikel Utama

Kotekatalk-97: Penyelamatan WNI di Danau Nedre Jegersbergvann Kristiansand, Norwegia

6 Juli 2022   07:00 Diperbarui: 6 Juli 2022   11:01 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hallo everyone, apa kabar?

Masih sehat dan bahagia, bukan.

Sabtu lalu, mimin sudah ajak kalian ke Bonn, Jerman untuk menyimak penuturan mbak Siti Aisyah, salah satu Kompasianer baru yang demen nongkrong di Kotekatalk tiap hari Sabtu. Jangan kalah sama mbak Siti, dong. 

Hey. Perempuan yang pernah kuliah di IKIP Muhammadiyah Yogyakarta tahun 1993-2000 itu ternyata adalah traveler sejati yang memakai sepeda untuk keliling dunia. Mulai dari Indonesia menuju Thailand, India, Nepal, Pakistan, Iran, Turki hingga Eropa sampai akhirnya memutuskan untuk tinggal di kota yang dulu pernah jadi ibukota Jerman itu.

Mbak Siti menceritakan bagaimana ia mengobati rindu tanah air selama perjalanan dengan main gitar di kota-kota yang ia kunjungi. Karena dikira mengamen betulan dan mendapat uang banyak dari simpatisan,  akhirnya uang dibelikan rumah di Indonesia. Seru, ya. Bayangkan kalau kita jalan-jalan  lantas kehabisan uang dan ngamen di kota tempat kita sedang dalam perjalanan. Berani? 

Lahir di Purworejo tahun 1971, mbak Siti yang memiliki 3 anak itu memiliki darah seni yang luar biasa. Nggak heran kalau ia dijuluki artisnya Bonn. Di mana ada pesta, di situ ada mbak Siti nyanyi. Dangdut adalah jenis musik yang disukai orang Jerman, jika ia pentas. bersama komunitas Pesanggrahan Indonesia, ia mengibarkan bendera Indonesia. Garuda di dada. Bayangkan mbak Siti memainkan gitar sampai deretan angklung yang ia goyangkan demi nada irama yang menggugah badan hingga kaki bergoyang.

Nah, untuk penampilannya, mbak Siti khas sekali dengan rambut panjang, kebayak dan topi "Isaura" warna putih yang dipunyainya. Bagi kalian yang sering ikut Kotekatalk, pasti sudah pernah lihat topi centilnya. Kalau ke luar negeri, kalian mau pamerin apa, nih? Siapin, ya. Nggak ada kata terlambat untuk sesuatu yang baik, apalagi untuk Indonesia.

Dari Jerman, Komunitas Traveler Kompasiana mengajak kalian untuk pergi ke Norwegia. 

Baru-baru ini, mbak Aris Retnowati, S.S, seorang General Manager Hotel di Yogyakarta baru saja kembali dari sana. Keluarganya mendapat musibah. Putrinya yang sedang dalam perjalanan di Eropa tenggelam di danau  Nedre Jegersbergvann Kristiansand, Norwegia. Bagaimana gambaran keindahan danau itu? Bagaimana awalnya sampai sang putri tenggelam? Bagaimana kronologis penyelamatannya? Apa hikmah yang bisa kita ambil dari ujian itu? 

Untuk tahu lebih banyak mengenai semua itu, mimin undang kalian untuk hadir dalam Kotekatalk-97:

  • Hari/Tanggal: Sabtu/ 9 Juli 2022
  • Pukul: 16 WIB Jakarta/ 11.00 CEST Berlin
  • Pendaftaran: bit.ly/kotekatalk97
  • Hadiah: Voucher pulsa Koteka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Event Komunitas Online Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun