BEP juga digunakan untuk mengevaluasi kelayakan bisnis baru atau proyek perluasan. Dengan menganalisis BEP, bisnis dapat mengetahui apakah proyek tersebut layak dilakukan atau tidak. Jika jumlah penjualan yang dibutuhkan untuk mencapai BEP terlalu tinggi atau tidak realistis, maka bisnis dapat mempertimbangkan ulang keputusan untuk melanjutkan proyek tersebut.
Analisis BEP membantu dalam mengevaluasi risiko dan potensi keuntungan dari suatu proyek bisnis. Dalam studi kelayakan, perhitungan BEP digunakan untuk menilai apakah bisnis memiliki peluang untuk mencapai titik impas dalam jangka waktu tertentu. Jika prospek mencapai BEP tidak memadai, maka hal tersebut dapat menjadi pertimbangan untuk menghindari kerugian finansial yang lebih besar.
3. Pemantauan Kinerja
Analisis breakeven point juga berperan dalam memantau kinerja bisnis. Dengan mengetahui BEP, bisnis dapat membandingkan penjualan aktual dengan target penjualan yang dibutuhkan. Hal ini membantu dalam mengidentifikasi apakah bisnis sedang mencapai keuntungan atau mengalami kerugian.
Dalam analisis kinerja, perbandingan antara penjualan aktual dan BEP dapat memberikan wawasan tentang efisiensi operasional bisnis. Jika penjualan aktual berada di bawah BEP, maka bisnis perlu melakukan evaluasi dan perubahan strategi untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi biaya.
III. Perhitungan Analisis Breakeven Point
Secara umum, terdapat dua metode perhitungan dalam analisis breakeven point, yaitu BEP dalam satuan mata uang Rupiah dan BEP dalam satuan unit. Berikut adalah penjelasan tentang keduanya:
1. BEPdalam Satuan Mata Uang (Rupiah)
Perhitungan BEP dalam satuan mata uang Rupiah melibatkan estimasi pendapatan dan biaya dalam bentuk nilai moneter. Langkah-langkah umum dalam perhitungan BEP dalam Rupiah adalah sebagai berikut:
Langkah 1: Identifikasi Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah tergantung pada volume penjualan atau produksi. Contoh biaya tetap termasuk biaya sewa, gaji karyawan tetap, asuransi, dan biaya administrasi. Identifikasi biaya tetap penting dalam perhitungan BEP karena biaya ini harus ditutupi sebelum mencapai titik impas.
Langkah 2: Identifikasi Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang berubah sejalan dengan volume penjualan atau produksi. Contoh biaya variabel termasuk bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya pemasaran. Mengetahui biaya variabel per unit produk atau jasa penting untuk menghitung kontribusi margin atau keuntungan yang diperoleh dari setiap unit yang dijual.