Kenapa sih jembatan di Indonesia jelek-jelek?
Mungkin sewaktu berkendara melewati jembatan di Indonesia, anda pernah memikirkan hal ini. Eh tapi tunggu dulu, apakah benar demikian?Â
Yg Penting Harus Instagramable
Seiring dengan munculnya Instagram, definisi tempat wisata sepertinya sedikit bergeser. Sebelum era social media yg satu itu, orang cenderung menganggap obyek wisata itu ya tempat wisata. Pokoknya sesuatu yg dinamakan obyek wisata ya yang sudah dikenal lebih dulu sebagai tempat wisata. Misalnya air terjun, pantai, taman bunga, dan lain-lain. Kini apapun tempat yg terlihat menarik untuk difoto bisa mendapatkan label "Tempat Wisata". Bahkan orang berlomba-lomba mencari tempat wisata baru. Mencari mutiara terpendam lah istilahnya. Menjadi orang pertama yg menemukan tempat menarik kemudian difoto di instagram dan di share ke teman-teman itu bangga nya bukan main. Bahkan ada istilah baru. Jika membicarakan tempat wisata, orang sudah tidak lagi memakai kata-kata "keren", "bagus" atau "indah", tetapi suatu tempat adalah bagus jika mendapatkan predikat "instagramable".
Nah, kembali ke soal jembatan tadi, ada lho beberapa jembatan di Indonesia yang sebenarnya "Instagramable". Misalnya jembatan Suramadu, Jembatan Ampera, Jembatan Kelok 9 di Padang dan beberapa jembatan lainnya. Tetapi kebanyakan merupakan jembatan bagi kendaraan, bukan bagi pejalan kaki. Praktis aktivitas selfie dan foto-foto bisa menyebabkan kendaraan tersendat atau mungkin harus kucing-kucingan dengan kendaraan yg lewat.
Ada beberapa jembatan yg desainnya memang unik, tetapi harus diakui, kebanyakan jembatan di Indonesia desainnya masih biasa-biasa saja. Pihak yang membangun belum sadar bahwa jembatan juga bisa menjadi obyek wisata. Wajar saja, karena yg membangun jembatan kebanyakan adalah Kementerian / Dinas Pekerjaan Umum, bukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pola pikir keduanya agak berbeda. Yg satu mementingkan fungsi sedangkan yg satunya mementingkan estetika.
Tabiat Bridge, Jembatan Yg memiliki Restoran dan Kafe
Jika berkunjung ke Iran, coba kunjungi Tabiat Bridge, atau kalau dalam bahasa Inggris adalah "Nature Bridge". Kenapa demikian? Karena jembatan ini bukan untuk kendaraan tetapi bagi pejalan kaki yang akan menyeberang dari Taleghani Park ke Abo-Atash Park, dua taman yang sangat luas dan akan membuat Singapore malu karena taman-taman mereka kalah menarik. Di bawahnya bukanlah sungai tetapi jalan raya. Jadi waktu paling tepat ke tempat ini adalah sore hingga malam hari karena lampu-lampu kendaraan di bawah jembatan akan menghipnotis kita seperti serangga tertarik terhadap lampu di rumah kita.Â
Hehe. Bahkan Tabiat Bridge sudah beberapa kali mendapatkan penghargaan. Salah satunya adalah Popular Choice Prize for Highways & Bridges from the Architizer A+ Awards. Saya berkesempatan kesana beberapa waktu yg lalu karena situs Tripadvisor.com memasukkan tempat ini sebagai "2016 Trip Advisor Travellers Choice", dan saya benar-benar terkagum-kagum dibuatnya.
Tabiat Bridge memiliki 3 level, dimana level 3 adalah tempat untuk melihat panorama kota Teheran sekaligus deretan pegunungan Alborz yg dengan gagahnya menjulang tinggi. Level 2 adalah jembatan untuk berjalan kaki dan di level 1 atau paling bawah terdapat restoran, kafe dan food court. Asyik kan? Kita bisa menikmati secangkir Latte sambil melihat gemerlap lampu-lampu kota.
Teringat Flyover di Jakarta