Saat ini car free day sudah dilaksanakan di hampir semua kota. Event ini banyak dimanfaatkan masyarakat untuk sedikit melakukan aktivitas fisik seperti jalan santai, bersepeda, jogging atau berlari. Nah... untuk urusan berlari ini memang sedang nge-hits kalo bahasa anak muda sekarang. Jangan kaget kalau Anda mengenal orang yang pernah mengikuti event lari maraton maupun half-marathon. Tetapi ada pro-kontra mengenai olahraga ini.Â
Jarak lari yang masih memberikan manfaat bagi tubuh sebenarnya hanya 5-10 km. Lari dengan jarak lebih dari ini membutuhkan persiapan jika dilakukan oleh non atlet, seperti carbo-loading, tablet garam (untuk menghindari kram), serta gel energi atau suplemen energi untuk menjaga kadar gula darah. Latihannya pun membutuhkan persiapan intensif sampai 4 bulan. Dan tentu saja mental. Perasaan ingin menyerah akan selalu muncul di tiap kilometer saat badan sudah terasa capek, dan ini bukan hanya perasaan. Ini adalah kondisi di mana otot dan otak seseorang sedang berkompetisi untuk berebut gula darah.Â
Tetapi bagi Anda yang ingin berlari cukup jauh, tetapi tanpa perlu persiapan yang ribet, jarak 10 km adalah jarak yang paling pas. Relatif mudah dilakukan, dan tetap mempunyai efek "wow", serta masih cukup menyehatkan. Jika Anda ingin berlatih lari 10 km, berikut ini tips-tips yang bisa dicoba.
1. Pilih sepatu khusus lari.
Sepatu olahraga berbeda dengan sepatu khusus lari. Jika Anda hanya akan berlari maksimal 2 km, sepatu olahraga biasa masih cukup nyaman dilakukan, tetapi lebih dari itu, mungkin lama-lama kaki akan terasa sakit. Sepatu lari didesain ringan, memiliki material yang berpori supaya kaki tidak panas, dan memiliki beberapa jenis pilihan sesuai dengan bentuk kaki kita. Saran saya, jangan beli sepatu secara online (dua kali melakukan ini dan dua-duanya sepatu yang saya beli ternyata kekecilan). Harga sepatu lari tidak semahal yang Anda bayangkan, di bawah 500 ribu pun masih ada. Manfaatkan diskon jika memang ada karena harganya bisa sangat turun drastis.
2. Mulai dari 5 km dulu
Jika baru mulai dari nol, silakan awali dengan lari 2 km (sekitar 4-5 kali mengitari lapangan sepak bola). 2 km adalah jarak yang bisa ditempuh oleh siapa pun yang rutin olahraga. Jika terbiasa badminton, futsal, berenang, bersepeda, fitness, 2 km tidak terlalu susah. jika sudah bisa, lanjutkan dengan 5 km, 8 km, lalu 10 km. Intinya adalah jangan terburu-buru, lakukan secara bertahap. Biarkan tubuh beradaptasi sedikit-demi sedikit. Jika sudah biasa lari 5 km, tingkatkan secara bertahap.
3. Gunakan pakaian yang cocok
Pernah melihat orang lari menggunakan jaket sauna? Jika Anda mencoba lari 10 km menggunakan pakaian seperti ini dijamin Anda akan pingsan. Hehe... Lari jarak jauh akan meningkatkan suhu tubuh. Sebaiknya gunakan kaos berbahan climalite, atau yang langsung bisa mengeluarkan panas dari tubuh. Bahan katun juga tidak disarankan karena keringat akan terserap di pakaian dan membuat baju basah. Celana pun sama. Jogger pants memang dibuat untuk jogging, bukan berlari jarak jauh. Jadi, pilih juga celana khusus lari yang ringan dan bisa membuang panas tubuh.
4. Jangan remehkan cidera
Jika dalam proses Anda mengalami rasa sakit, itu berarti ada yang salah. bisa salah cara lari, salah beli sepatu, terlalu intens latihan, dan sebagainya. Beri jeda waktu untuk pemulihan. Sertai juga dengan cross training supaya tidak hanya perut ke bawah saja yang ototnya terbentuk, tetapi juga bagian perut ke atas. Cross training ini bisa bersepeda, berenang, futsal/sepakbola, gym, yoga, dll..Â