[caption caption="trail running di gunung tumpa"][/caption]
Â
Bagi Kompasianer yang sudah akrab dengan olahraga lari, mungkin sudah mengenal istilah "trail running", tetapi bagi yg belum akan saya coba jelaskan sedikit mengenai olahraga yang sedang naik daun ini.
Selama ini, orang hanya mengenal lari sebagai olahraga secara umum, tetapi sebenarnya ada tiga genre dalam olahraga lari yaitu
Lari dalam lintasan
Lintasan lari mungkin terdapat di kota Anda. Ada yang merupakan lintasan khusus, tetapi ada juga yg menyatu dengan stadion sepak bola seperti di senayan. Arena lari standar biasanya memiliki panjang lintasan 400 meter sekali putar. Lari dalam lintasan seperti ini melatih seseorang untuk memiliki pose lari yang benar, berlatih kecepatan dan pernapasan. Lintasan buatan biasanya dibuat dari sejenis karet, rumput, atau bisa juga pasir padat. Satu-satunya kekurangan berlari dalam lintasan adalah sifatnya yg membosankan.
Lari di jalan raya
Ini mungkin yang paling sering dilakukan, terutama di kota-kota besar yg memiliki acara "Car Free Day". Lomba lari marathon, half marathon dan 10km biasanya juga dilakukan di jalan raya. Suasananya yg lebih tidak monoton dibandingkan berlari di lintasan membuat aktifitas lari ini menjadi tidak membosankan. Tetapi karena biasanya dilakukan di jalan raya beraspal yang keras, pelari menjadi rentan cedera. Selain itu gerakannya yg repetitif lama-lama bisa membebani otot. Selain itu jika dilakukan di kota besar, kualitas udaranya tidak terlalu bagus.
Lari di alam bebas
Dikenal dengan istilah "trail running" dalam bahasa inggris. Aktifitas ini dilakukan di alam, baik area hutan, bukit, kebun, maupun pegunungan. Kalau di Indonesia, rute trail running biasanya digunakan juga untuk bersepeda gunung karena keduanya memang hampir mirip. Jika jaraknya sudah di atas 42km (marathon) biasanya disebut dengan "ultra trail", seperta Bromo-Tengger-Semeru Ultra Trail, Mesastila Trail Run. Kalau di luar negeri yang paling terkenal adalah UTMB (Ultra Trail Mount Blanc).
Kelebihan "trail running" adalah sifatnya yang berada di alam bebas sehingga kualitas udara nya biasanya masih sangat bersih, tidak membosankan, dan melatih berbagai otot sekaligus karena pelari harus mengikuti lintasan yang tidak rata, naik turun, bahkan kadang harus melompat, mengindari batu dan kayu serta undakan-undakan tanah.