Mohon tunggu...
Hans Irving
Hans Irving Mohon Tunggu... Informal Education -

Moral principles do not depend on a majority vote, Wrong is wrong even if everybody is wrong. Right is right even Nobody is right. by Venerabilis Fulton J Sheen. Lavita Bella

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

9 Tahun Bekerja di Singapura, Berakhir Karena Kesalahan Sendiri

23 Agustus 2012   19:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:24 5797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu bulan terakhir, Pelabuhan batam di penuhi para TKi/Tkw yang di pulangkan dari singapura. berbagai komentar bermunculan, ada yang merasa miris, ada yang merasa kasihan dan ada yang merasa bahwa hal itu sudah biasa. Kebanyakan dari mereka yang dipulangkan atau di deportasi dari singapura adalah karena  mereka overstay, ilegal dan bahkan ada yang karena kesalahan mereka sendiri, terlalu bersemangat akhirnya hilang kesempatan untuk bekerja disana lagi.

Tidak bisa di pungkiri, banyak sekali warga negara ini mencari kehidupan di luar negeri menjadi tki atau tkw dengan harapan bisa mengubah nasib keluarga atau sekedar membantu keluarga. tidak salah memang, tapi beberapa dari tkw/tki ini tidak di bekali dengan keahlian atau kemampuan sehingga harus mendapatkan pekerjaan yang boleh dikatakan "pekerjaan rendah" tanpa bermaksud merendahkan satu jenis pekerjaan.

inilah potret yang terjadi di negeri ini, warga negara ini harus mencari pekerjaan di luar negeri, meninggalkan keluarga, demi sesuap nasi ( istilah). Berikut ini salah satu cerita dari tkw yang tadinya bekerja di singapura sudah 9 tahun tapi harus kehilangan kesempatan bekerja disana kembali dan pulang dengan tangan hampa.

sebit saja namanya Mika, dia adalah seorang tkw yang sudah 9 tahun di singapura demi mengubah nasib keluarganya. Dem mendapatkan hasil yang lebih banyak ( dengan tujuan baik) tetapi harus pulang dengan tangan hampa dari negeri singa. selam 9 tahun itu dia tidak pernah punya masalah dengan pihak imigrasi atau majikanya, dan dia berangkat melalui jalur resmi. Tapi karena demi mendapatkan uang yang lebih banyak, akhir nya dia harus di pulangkan dari singapura tanpa apapun, bahkan pakaiannya pun tidak. Ketika majikannya memberikan waktu libur selama 2 minggu, dia memanfaatkan waktu libur tersebut dengan bekerja part time di tempat lain. Perlu kita ingat bahwa di singapura peraturan lebih ketat daripada negeri ini, bagi seorang tkw, dia hanya di perbolehkan bekerja pada satu majikan. karena permit (ijin kerja) hanya pada satu majikan, otomatis dia sudah melanggar permit nya. maka pada saat razia, dia pun terkena. sang majikan pun tidak mau bertanggung jawab karena bukan kesalahan dia. akhirnya, petugas imigrasi singapura mendeportasi dia bersama dengan orang lain yang juga melakukan hal yang sama. Dipulangkan dengan tangan hampa, tanpa emmbawa apapun, pengalaman bekerja selama 9 tahun berakhir dengan sia-sia karena ingin mendapatkan tambahan lain dengan bekerja part time yang artinya melanggar permit yang ada.

sungguh hal yang mneyedihkan kalau kita mendengar cerita tentang tkw/tki seperti ini. tapi itulah hidup seperti ini. di negeri sendiri tidak bisa mencukupi lapangan pekerjaan,akhirnya para warga negara ini memilih untuk jadi tkw/tki. seandaianya saja negeri ini bisa menyediakan lapangan pekerjaan buat mereka tidak akan ada lagi cerita seperti ini. dan buat para tkw/tki di luar negeri sana, bekerja lah sesuai dengan ijin yang ada dan berangkatlah dengan ijin resmi. mencari uang atau tambahan tidak masalah tapi asal sesuai dengan apa yang kita miliki.

mudah-mudahan tidak terjadi lagi cerita- cerita seperti ini di masa yang akan datang .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun