Mohon tunggu...
Rahmad Budiyanto
Rahmad Budiyanto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Selalu ingin menjadi manfaat untuk orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Memahami Makna "Sempit" dalam Kaidah Islam

20 Juni 2015   11:20 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:43 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber Gambar : Khaidirzakaria.blogspot.com

Ingatkah kita akan sebuah lagu yang isinya tentang anjuran untuk mengingat 5 perkara sebelum 5 perkara?? Lagu religi yang mungkin tidak asing laing bagi orang muslim di Indonesia. Kurang lebih lagu dan pesan yang ingin disampaikan dalam lagu tersebut adalah seperti dibawah ini

"Ingat lima perkara, sebelum lima perkara, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit, sehat sebelum sakit, hidup... sebelum mati"

Pesan : Ingatlah kamu kepada Alloh SWT ketika kamu kaya sebelum datang masa miskinmu, ketika kamu sakit sebelum datang masa sakitmu, ketika kamu longgar sebelum datang masa sempitmu, ketika masa mudamu sebelum masa tuamu, dan ketika hidupmu sebelum datang matimu. Dari kesepuluh masa yang ada dalam pesan tersebut yaitu, kaya, miskin, sehat, sakit, lapang, sempit, sehat, sakit, hidup dan mati, disini saya akan membahas tentang masa lapang dan masa sempit yang mungkin banyak dari kita yang belum memahami makna dari kedua masa tersebut.

Dalam sebuhan kotbah sholat jumat yang saya ikuti kemaren, 19 Juni 2015. Dari situ saya baru paham makna dari kedua masa tersebut. Sebelumnya saya tidak terlalu ambil pusing akan makna dari senandung tersebut. Karena apa yang disampaikan dalam khotbah pernah saya alami, jadi saya menyimak secara seksama.

Banyak yang menafsirkan keadaan lapang dan sempit itu terkait masalah waktu yang kita miliki. Lapang adalah ketika kita mempunyai banyak waktu, sedangkan sempit adalah ketika kita disibukkan dengan urusan dunia atau umumnya disebut dengan kata sibuk. Sehingga kita dianjurkan untuk mengingat Alloh SWT ketika kita mempunyai waktu longgar. Kita manfaatkan waktu yang kita miliki untuk mengingat Alloh dengan beribadah kepadanya. Sebaliknya, adalah keadaan ketika sempit atau sibuk. Sulit sekali kita untuk mengingat Alloh dalam keadaan tersebut. Dunia menenggalamkan kita. Untuk melaksanakan Sholat saja harus ditunda2, bahkan ada yang lupa untuk beribadah karena terbuai dengan janji dunia.

Pekmaknaan masa sempit ternyata tidak hanya sebatas itu. Saya menemukan makna yang lebih luas lagi dari khotbah yang saya dengar kemaren. Pernahkah kita merasakan dalam keadaan hampa atau kosong?? Keadaan dimana kita mempunyai banyak uang, tetapi kita bingung mau melakukan apa dengan uang itu? Keadaan dimana kita mempunyai banyak teman, tapi ketika kita butuh teman, tidak ada satupun yang bisa kita hubungi untuk diajak jalan mengurai penat atau bahkan sekedar curhat. Rasanya dunia itu sempit sekali, tidak ada hal yang bisa kita lakukan. Badan lemah, letih lesu dan tanpa gairah. Bahkan untuk mengambil wudlu pun rasanya berat sekali. Yang seperti itulah yang namanya keadaan dimana kita lagi dalam masa sempit. Apa yang kita miliki tidak dak dapat menolong kita menghadapi masalah-masalah yang ada di dunia. ujung-ujungnya adalah lari dan berdoa kepada Alloh untuk meminta tolong.

Banyak orang lalai ketika kaya, sehat, lapang, sehat dan hidup. Tetapi, ketika kita dalam keadaan miskin, sakit, sempit, sakit dan menjelang mati, kita ingat dan khusuk menghadap Beliau Yang Maha Menciptkan. Itulah karekter bawaan dari manusia yang sering lupa ketika senang, dan ingat ketika sedih. Sebagai sesama muslim kewajiban kita adalah saling mengingatkan agar kita sama-sama mendapatkan kenaikan derajat dimata Alloh SWT baik di dunia maupun di akhirat.

Semoga tulisan ini bermanfaat, selamat berproses dalam belajar dan memperbaiki kualitas kehidupan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun