Setelah menimbang-nimbang dan berfikir yang lumayan alot kebijakan larangan mudik akhirnya keluar juga. Pak Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah sangata mendukung banget kebijakan dimana efektif akan berlaku tanggal 24 April 2020. Ya iya secara jika mudik tetap diberlalukan dampaknya akan terasa juga ke daerah yang beliau pimpin.
Serupa dengan Pak Ganjar Pranowo, Pak Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat menyatakan kesetujuan-nya.
Tinggal saat ini adalah pelaksanaan yang ketat dilapangan agar larang mudik ini dapat berjalan dengan tertib.
Polemik Di Masyarakat Kelas Bawah.
Sementara itu dibagian masyarakat bawah, seperti pembantu rumah tangga menyikapi larangan ini dengan berbagai macam. Ada yang keberatan beberapa ada juga yang setuju. Secara moment pulang kampung seperti saat lebaran adalah momen yang rutin dilakukan setiap tahun.
Dan lainnya setuju berangkat dari pemikiran jika pulang khawatir akan membawa virus dalam tubuh yang bisa saja ia tidak menyadarinya dan menularkan kepada orang kampung. Tapi sedikit sekali memahami pola pikir sepert ini. Kebanyakan lebih memikirkan rasa rindu kepada keluarga dikampung.
Munculnya larangan mudik demi menekan sebaran virus Covid 19 yang sudah merata hampir diseluruh provinsi Indonesia. Miris, suka tidak suka, Pemerintah harus menelan pil pahit mengumumkan keputusan yang terbilang tidak mudah.
Dilain sisi, Pak Luhut Binsar Panjaitan (Om Opung) menjelaskan penutupan jalan tol tidak akan pernah dilakukan. Karena menurut pemikiran beliau jalan tol tetap diperlukan untuk lalu lintas kendaraan yang sifatnya penting dan mendesak bagi masyarakat, seperti kendaraan kesehatan dan logistik. Memang sich tidak salah juga, sebab kalau ditutup total jalan tol bisa dipastikan jalur distribusi akan mati yang nantinya akan berimbas kepada masyarakat. Masyarakat harus tetap hidup, begitu kata Om Opung ini dalam suatu jumpa persnya.
Penutup
Tidak mudah menjadi pemerintah, mengambil keputusan melakukan larangan mudik sebagian mengatakan terlambat. Kalau tidak diambil dikatakan pemerintah tidak sigap. Jika sedari awal diambil tindakan langsung melakukan pelarangan, bukan tidak mungkin akan ada juga yang berkata, tindakan yang diambil terlalu terburu-buru tanpa melihat situasi dan kondisi.
Saya pribadi sempat bingung juga dibuatnya, bahkan memandang kok pemerintah seakan-akan berlambat-lambat melakukan tindakan terhadap pandemi Covid 19 dan sebarannya terbilang luar biasa cepat. Kita sedang berlomba-lomba antara menyelamatkan nyawa manusia yang sudah terpapar Covid 19 juga petugas medis di garda dterdepan agar tidak tertular beum lagi mengurusi memutus rantai penyebarannya.