Sederhananya Covid 19 adalah penyakit sejenis flu, sebagian menyatakan lebih berbahaya pendahulunya seperti Sars dan Mers. Namun efek ke khawatirannya bener- bener membuat siapa saja yang normal pasti ketakutan. Saya sendiri pun serupa, gemetar dengan Covid 19.
Kalau dulu kita ingat yang berbahaya itu dan memiliki stigma negatif adalah penderita HIV AiDS. Karena beredar di masyarakat kebanyakan yang mengidap itu adalah para penjaja kenikmatan dan pengguna narkoba.
Hingga muncul wanita-wanita yang tak berdosa, yang menjadi sarana penularan ulah pasangan mereka dan imbasnya ke diri perempuamln tadi bahkan anak yang dikandungnya (jika sedang hamil). Baru cara pandang kita berubah. Itu dulu sekarang zaman sudah berbeda.
Efek Corona Virus.
Sekarang ada virus yang kembali memperlakukan penderitanya sama seperti penderita Virus HIV. Sehingga banyak penderita yang menyembunyikan informasi, hanya memberikan keterangan sebagian bahkan berbelit-belit.
Ada semacam kekhawatiran yang beredar jika divonis mengidap Covid 19, habis hidupmu. Memang sich tidak dipungkiri, saat ini begitulah kenyataannya. Sakit, masuk karantina, tidak boleh dibesuk, kalaupun nanti meninggal ga boleh diantarkan dan diadakan seremonial pemakaman yang normal. Sedih kan dan siapa juga yang mau diperlakukan seperti itu.
Nah berbeda dengan HiV ketika kita tidak jujur, konsekuensinya paling hanya diri kita yang menderita sakit berkepanjangan. Dan semakin sulit untuk disembuhkan.
Sementara si Corona ini berbeda, mungkin saja pasien merasa sakit biasa atau bahkan sehat. Tapi ketidaktahuannya dia karena sakit atau pernah berinteraksi dengan penderita Covid menjadikan siapa saja bisa tertular, termasuk petugas medis yang melakukan pemeriksaan ya.
Belum lagi stigma ketidak tahuan yang beredar dimasyarakat sehingga menolak untuk menerima pasien sembuh dan berinteraksi normal seperti sedia kala hingga kekuatiran akan penguburan pasien dengan suspect Covid 19.
Dan benar saja, membaca kompas on line hari ini yang dibagikan melalui status wa seorang teman membuat miris.
Seorang pasien yang tidak jujur menyatakan penyakitnya membuat sejumlah dokter dan tenaga medis terpapar virus corona.