Saya adalah orang yang paling banyak berhutang budi kepada orang lain. Â Bagaimana tidak, sejak dalam kandungan Ibu hingga saat ini, banyak orang atau pihak terkait yang telah berkontribusi dalam hidup saya. Â
Salah satunya adalah GSJA Calvary  Charismatic, Bogor  (GSJACC).  Melalui gereja ini, saya bisa kuliah S2 hingga selesai.  Sungguh pertolongan Tuhan nyata dalam hidup saya melalui gereja ini.Â
Pertama kali mengenal GSJACC adalah pada awal Agustus 2010. Â Dua bulan setelah saya wisuda S1 di STT Satyabhakti Malang (SATI). Saat itu saya sedang bersih-bersih di halaman kampus.
Tiba-tiba ada seseorang yang menelpon saya. Â Menurutnya, ia mendapatkan nomor telpon saya dari pimpinan kampus saya. Ternyata beliau adalah Pdt. Okkie Elisa Laloh, Gembala Sidang GSJACC, Bogor.Â
Melalui telpon seluler itu, beliau menawarkan saya agar bergabung bersama mereka untuk pelayanan Misi di Sumba. Â Namun, harus ke Bogor dulu sebagai tahap awal proses pengenalan sebelum ke Sumba.Â
Meskipun saat itu, saya dalam dilema memilih arah pelayanan. Â Namun, saya akhirnya langsung mengiyakan. Sebab sejak awal masuk SATI, saya memang punya kerinduan untuk melayani di Sumba. Â Bukan karena orang asli Sumba, tetapi hati yang rindu melayani di Sumba.
Akhirnya pada pertengahan Agustus 2010, saya berangkat ke Bogor dengan kendaraan bus. Biaya perjalanan bus ditangggung oleh pihak GSJACC. Â Saya menikmati perjalanan dengan sukacita.
Ketika di Bogor, saya mulai mengenal visi misi GSJACC. Â Juga mengenal Gembala Sidang, istrinya dan beberapa pastoral dan staf. Bahkan jemaat GSJACC. Â
Saya merasakan bagaimana hati misi yang Tuhan taruh bagi Gembala Sidang untuk Sumba. Â Khususnya di Sumba Timur (Londa Lima). Saya pun merasakan bagaimana kepedulian mulai dari staf pastoral hingga dari jemaat.Â
Awalnya saya tinggal di gereja, kemudian pindah di kost. Â Semua biaya juga ditanggung oleh pihak gereja. Â Jarak dari kost ke gereja sangat dekat. Â Jadi, bisa ditempuh dengan jalan kaki.Â