Minggu, 5 Mei 2024 merupakan salah satu hari berkesan dalam hidup kami. Â Mengapa? Â Karena dalam satu hari, kami melakukan empat kegiatan yang baru pertama kali dialami. Â Keempat kegiatan itu adalah:
Kegiatan Pertama: Beribadah Bersama Keluarga di Ulang Tahun GSJA Horeb ke-38 Tahun.Â
Pada pukul jam 8.00-10.30 WIB, kami beribadah di GSJA Horeb. Â Karena anak-anak bangun agak siang, jadi kami agak terlambat. Sebenarnya, ini bukan yang pertama kali saya beribadah bersama keluarga. Â Namun, kali ini ada sesuatu yang berbeda dan membuat saya menjadikan ini perdana. Â
Kegiatan itu adalah Ibadah Syukur 38 tahun GSJA Horeb. Â Yang menarik, dalam moment ibadah ini, konsep ibadah duduk, layaknya beribadah di Masjid (Sunda: Lesehan). Â Ada juga beberapa jemaat yang duduk kursi. Â Tetapi, kebanyakan duduk di lantai, beralaskan tikar, termasuk Gembala Sidang dan beberapa staf pastoral lainnya pun duduk di tikar. Â
Hal lain yang menarik adalah, selesai ibadah, jemaat tidak langsung pulang, tetapi fellowship, yaitu makan minum bersama. Â Menurut informasi dari Ibu Gembala Sidang, Pdt. Theli, makanan itu dibawa oleh jemaat-jemaat. Â Ada yang membawa nasi, lauk, sayur, buah-buahan, kue, permen bahkan ada yang berkontribusi dalam bentuk uang. Mereka tidak membawa apa-apa, pun tetap menikmati makan minum bersama sembari menaikkan Syukur atas pemeliharaan Allah bagi GSJA Horeb hingaga berusia 38 tahun. Â
Selesai fellowship, kami membantu memindahkan makan dan minuman lebih. Â Selain itu, kami merapikan tikar, menyapu dan membuang sampah. Â Nael, anak kami pun turut membantu saya ketika membuang sampah. Â Selanjutnya, kami pamit kepada Ibu Gembala Sidang sembari salaman. Â
Selamat ulang tahun ya, Tante Theli buat GSJA Horeb yang sudah berusia 38 tahun. Â Kiranya Tuhan Yesus terus memberkati, mengirimkan jiwa-jiwa, melayani semakin banyak orang yang membutuhkan kasih sayang Yesus. Â
Kedua, Berkunjung ke Rumah Sepupu Kandung
Kegiatan kedua ini, bisa dibilang sangat berkesan. Â Jam 10.30-12.45 WIB. Â Yang kami kunjungi adalah sepupu kandung saya, yaitu Ibu Inneke Pakereng. Beliau adalah salah satu dosen di UKSW, Salatiga. Â Sebagai orang Sumba, maka ketika berjumpa, pasti salaman dengan cium hidung.Â
Saya tidak ingat persis kapan terakhir bertemu dengan beliau, saat saya masih di Sumba. Â Perkiraan saat saya masih SMP, ketika ada acara keluarga. Â Itu sebabnya, ketika berjumpa dengan beliau dan keluarganya, saya sangat senang. Â Selain suasana senang, kami sangat ibah, karena beliau sedang dalam proses pemulihan kesehatan, oleh karena sakit jantung.Â